Ide Full Day School Di-Bully, Inilah Wawancara dengan Mendikbud

Tidak apa-apa. Kemendikbud masih butuh waktu untuk mengkaji ide ini. Prosesnya masih panjang. Putusan final nanti tetap ada di Presiden. Kalaupun tidak jadi atau ada skenario lain, saya tidak apa-apa.
Bapak sendiri yakin gagasan ini baik?
Iya. Khususnya untuk keluarga yang belum siap untuk ikut aktif mendidik anak-anaknya. Saya itu ingin sekolah menjadi rumah kedua. Jangan sampai justru mal atau rental game menjadi rumah kedua anak-anak.
Salah satu dampak full day itu bisaya sekolah naik. Apakah sudah dipikirkan?
Untuk mendukung penerapan perpanjangan waktu itu, bisa memaksimalkan peran komite sekolah. Saya lebih pas menyebutnya komite gotong royong, biar jelas keberadaannya. Komite gotong royong bisa memfasilitasi orangtua yang ingin ikut terlibat secara finansial.
Saat ini muncul petisi yang menolak penerapan sekolah full day di Indonesia, bagaimana komentar bapak? (dukungan petisi sudah capai 18.523 orang)
Saya tidak terbebani dengan petisi itu. Petisi itu justru menunjukkan masyarakat kita sudah kritis. Kalau ide langsung diterima, itu yang mencurigkan bagi saya. (wan)
MENDIKBUD Muhadjir Effendy mengaku full day school masih sebatas wacana. Namun, gagasan itu langsung menuai respon luar biasa dari masyarakat.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- ELSA Bangun Kolaborasi Dunia Industri dan Akademik, Gelar Campus Visit ke Jogja
- Mendikdasmen Ungkap Pesan Penting Prabowo soal Kualitas Pendidikan Dasar
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah