Ide Full Day School Di-Bully, Inilah Wawancara dengan Mendikbud
Tidak apa-apa. Kemendikbud masih butuh waktu untuk mengkaji ide ini. Prosesnya masih panjang. Putusan final nanti tetap ada di Presiden. Kalaupun tidak jadi atau ada skenario lain, saya tidak apa-apa.
Bapak sendiri yakin gagasan ini baik?
Iya. Khususnya untuk keluarga yang belum siap untuk ikut aktif mendidik anak-anaknya. Saya itu ingin sekolah menjadi rumah kedua. Jangan sampai justru mal atau rental game menjadi rumah kedua anak-anak.
Salah satu dampak full day itu bisaya sekolah naik. Apakah sudah dipikirkan?
Untuk mendukung penerapan perpanjangan waktu itu, bisa memaksimalkan peran komite sekolah. Saya lebih pas menyebutnya komite gotong royong, biar jelas keberadaannya. Komite gotong royong bisa memfasilitasi orangtua yang ingin ikut terlibat secara finansial.
Saat ini muncul petisi yang menolak penerapan sekolah full day di Indonesia, bagaimana komentar bapak? (dukungan petisi sudah capai 18.523 orang)
Saya tidak terbebani dengan petisi itu. Petisi itu justru menunjukkan masyarakat kita sudah kritis. Kalau ide langsung diterima, itu yang mencurigkan bagi saya. (wan)
MENDIKBUD Muhadjir Effendy mengaku full day school masih sebatas wacana. Namun, gagasan itu langsung menuai respon luar biasa dari masyarakat.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- UAC Mojokerto Perkuat Kolaborasi Pemerintah dan Akademisi dalam ICORCS 2025
- Sinergi ARLIC dan IMLA Dorong Pengembangan Bahasa Arab di Indonesia
- PPDB Diganti SPMB, Mendikdasmen Mengeklaim Ada Hal Baru
- Tingkatkan Literasi Anak, Universitas Bakrie-Yayasan Buddha Tzu Chi Gelar Ekspresi 2025
- Dilantik Jadi Kaprodi S2 Ilmu Hukum, Edi Hasibuan Berharap Banyak Polisi Mendaftar
- Uhamka Resmi Luncurkan UCT, Program Khusus Generasi Milenial dan Alpha