Identitas Islam Tak Lagi Untungkan Parpol
Selasa, 15 Juni 2010 – 16:04 WIB

Identitas Islam Tak Lagi Untungkan Parpol
JAKARTA- Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan identitas Islam yang dipakai oleh partai politik di Indonesia saat ini tidak lagi menjadi sebuah kekuatan yang menguntungkan. Tantangan lainnya adalah tidak soliditnya kinerja antara tokoh dan intelektual Islam yang ada di eksekutif maupun di parlemen. "Khusus PPP, potensi konfliknya besar dan memang tidak akan pernah solid sejak Orde Baru,” tegas M Qodari.
"Identitas Islam di parpol justru menjadi beban, bukan lagi sebagai kelebihan," kata M Qodari, dalam diskusi bersama Ketua PKS Mahfudz Shiddiq dan Wakil Sekjen DPP PPP Romahurmuzy (Romy) bertema 'Suara Parpol Islam Menurun', di press room DPR, senayan Jakarta, Selasa (15/6).
Baca Juga:
Selain itu, M Qodari juga menemukan penyebab merosotnya perolehan suara partai Islam dalam pemilu 2009 juga disebabkan karena tiadanya tokoh-tokoh besar Islam seperti pada pemilu sebelumnya. "Sebutlah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjadi parpol terbesar ketiga di era reformasi dengan 13 persen suara setelah Golkar dan PDIP pada pemilu 1999, tidak lepas dari figur KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Demikian pula PAN tidak lepas dari Amien Rais. Juga PPP dan PKS. Sehingga sekarang ini, parpol Islam tersebut belum mampu melahirkan tokoh kelas satu di Indonesia," tegas Qodari.
Baca Juga:
JAKARTA- Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan identitas Islam yang dipakai oleh partai politik di Indonesia saat ini tidak lagi
BERITA TERKAIT
- Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi Bakal Direshuffle?
- Isu Matahari Kembar Diredakan Muzani, Bukan Dasco Apalagi Hasan Nasbi, Tumben
- PAN Dukung Prabowo Jadi Capres 2029, Ahmad Sahroni: Masih Dini untuk Bicara Pilpres
- Sahroni Nilai Pertemuan Sespimmen Polri dengan Jokowi Kurang Pas, Begini Alasannya
- Buka Pendidikan untuk Kader Muda Golkar, Bahlil Sebut Misbakhun Sosok Pemenang
- Irving Siap Cabut Gugatan PSU Pilkada Siak yang Diajukan Wakilnya di Sidang Perdana