Idham Azis: Radikalisme Tidak Identik dengan Islam
jpnn.com, JAKARTA - Calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Komisaris Jenderal (Komjen) Idham Aziz mengatakan bahwa radikalisme tidak bisa diidentikkan Islam.
“Saya ingin garisbawahi, radikalisme tidak bisa diidentikkan dengan Islam. Radikalisme itu oknum atau mungkin kelompok,” kata Idham dalam uji kepatutan dan kelayakan calon Kapolri di Komisi III DPR, Rabu (30/10), di Kompleks Parlemen, Jakarta.
“Jadi, tidak bisa bilang dengan radikalisme itu kita bawa atribut atau simbol agama, itu tidak tepat,” ungkap mantan Kapolda Metro Jaya dan Sulawesi Tengah (Sulteng) ini.
Idham menambahkan hal ini harus dikampanyekan kepada seluruh anggota Polri maupun masyarakat bahwa radikalisme itu tidak identik dengan agama, melainkan hanya oknum.
“Jadi, kalau kami melakukan penegakan hukum juga terhadap oknum, bukan terhadap simbol agama,” ujar alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 itu.
Pernyataan Idham ini menjawab pertanyaan dari anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy. Poltikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengingatkan semua pihak, janganlah terlalu cepat melihat bangsa sedikit-sedikit radikalisme, seakan umat tidak punya sejarah perjalanan.
“Saya yakin dan percaya, Bapak (Idham) punya penilaian khusus dengan radikalisme. Radikalisme tidak identik dengan umat Islam, dan umat lainnya. Saya ingin penjelasan,” ujar Aboe. (boy/jpnn)
Calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Komisaris Jenderal (Komjen) Idham Aziz mengatakan bahwa radikalisme tidak bisa diidentikkan Islam.
Redaktur & Reporter : Boy
- Agama GPT
- Wakil Ketua MPR Kecam Keras Pembangunan Sinagoge oleh Israel di Kompleks Masjidilaqsa
- Kepala BNPT: RAN PE Masih Perlu Dilanjutkan
- LPOI dan LPOK Ingatkan untuk Mewaspadai Metamorfosa Gerakan Radikalisme dan Terorisme
- Sumpah Pocong Hanya Kearifan Lokal, Bukan Ajaran Islam
- Pakar Terorisme Sebut Kelompok Radikal Mulai Memakai AI untuk Menyebarkan Ideologi