IDI Beberkan Kesalahan Fatal saat Menjalani Isolasi Mandiri, Tolong Dihindari!
jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membeberkan salah satu kesalahan yang dilakukan pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri yang berakibat fatal.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI dokter Daeng M. Faqih menyebutkan hingga saat ini kesalahan terbesar para pasien isolasi mandiri ialah tidak adanya pemantauan dan pengawasan dari tenaga medis.
Menurut dia, pasien isolasi mandiri baru mencari pertolongan dokter atau tenaga medis ketika kondisi benar-benar memburuk dan terlambat untuk ditangani.
“Maka dari itu penting untuk konsultasi rutin hingga sembuh, karena kalau terhubung dengan dokter misalnya lewat layanan telemedisin tentu akan lebih baik penanganannya karena ada pendampingan ahli dan ada juga pemberian terapi obat yang lebih terarah,” katanya seperti dikutip dari Antara, Minggu (25/7).
Daeng menyarankan pasien Covid-19 isoman untuk setiap hari saat berkonsultasi pada nakes.
Pengawasan dari tenaga medis dan dokter memang dibutuhkan agar angka kesembuhan Covid-19 pada pasien bisa semakin tinggi dan peluangnya semakin besar.
“Hal yang utama dalam konsultasi saat isolasi mandiri itu jangan lupa sampaikan perkembangan gejala, serta hasil observasi mandiri ya mulai dari respiratory rate, suhu, dan kadar saturasi oksigen,” kata dokter Daeng.
Dokter Daeng juga menyebutkan selama isolasi mandiri pasien Covid-19 tidak boleh melakukan kegiatan yang menyebabkan kelelahan pada fisik dan mental.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membeberkan salah satu kesalahan fatal yang dilakukan pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri yang berakibat fatal.
- Nano Sutiman
- Kasus Kematian Dokter Aulia, IDI Jateng: Sekolah Spesialis itu Tekanannya Luar Biasa
- 8 Khasiat Rutin Makan Pisang, Bikin Deretan Penyakit Ini Ogah Mendekat
- Jhonny Iskandar Mendadak Sesak Napas Sebelum Meninggal, Saturasi Oksigen Menurun
- 8 Manfaat Makan Pisang Setiap Hari, Cegah Serangan Berbagai Penyakit Ini
- IDI Sebut Program 300 FK Prabowo Hanya Melahirkan Masalah dan Pengangguran Intelektual