IDI Minta Pemerintah Berikan Vaksin Booster bagi Umum, Ini Alasannya
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto meminta pemerintah mengantisipasi penurunan antibodi masyarakat yang telah menerima vaksinasi Covid-19.
Dia mengusulkan vaksinasi dosis tahap ketiga atau booster diperluas untuk masyarakat umum.
Menurut Budiarto, ada kemungkinan antibodi terhadap virus corona pada penerima vaksinasi menurun setelah 6-12 bulan pemberian vaksin.
"Sesuai analisis kami, vaksin ini dalam waktu enam bulan sampai 12 bulan ini sudah harus dilakukan booster," kata Budiarto pada rapat kerja Komisi IX DPR dengan IDI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (25/8).
Ketua umum PP Perhimpunan Klinik dan Faskes Primer Indonesia (PKFI) itu menambahkan saat ini pemerintah hanya perlu fokus pada kecepatan vaksinasi terhadap masyarakat.
Menurut Budiarto, pemerintah perlu menyuntikkan 600 ribu dosis vaksin per hari selama 7-8 bulan demi mencapai target herd immunity 208 juta orang.
Namun, kata Slamet, ada skenario lanjutan ketika kecepatan vaksinasi meleset. Satu di antaranya ialah booster bagi masyarakat yang sudah divaksin.
"Apabila itu (target vaksinasi) tidak tercapai, sehingga yang bulan Januari, Februari, Maret, April (sudah divaksin) perlu dilakukan booster karena antibiodinya sudah turun," tutur Direktur Utama RS Islam Jakarta Pondok Kopi itu.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), ada potensi antibodi terhadap virus corona pada penerima vaksinasi menurun setelah 6-12 bulan pemberian vaksin.
- Pakar: Bahaya BPA Merupakan Ancaman Kesehatan, Bukan Isu Persaingan Usaha
- Menkes Dorong Kemandirian Produksi Vaksin Dalam Negeri
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Kasus Kematian Dokter Aulia, IDI Jateng: Sekolah Spesialis itu Tekanannya Luar Biasa
- Peduli Kesehatan Pekerja, VDNI Beri Vaksinasi Influenza Gratis
- Mengedepankan Kesehatan Pekerja, PT GNI Vaksinasi Ribuan Karyawan