IDI Minta Tarif Dokter Tidak Naik

IDI Minta Tarif Dokter Tidak Naik
IDI Minta Tarif Dokter Tidak Naik
JAKARTA - Di antara dampak kenaikan harga BBM bersubsidi yang mengkhawatirkan adalah, melonjaknya biaya kesehatan. Diantaranya adalah, ongkos berobat ke dokter. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) berharap dokter yang membuka praktek pribadi tidak serta-merta menaikkan tarif layanan medisnya saat harga BBM naik.

 

Dihubungi di Jakarta kemarin (27/3) Ketua Umum PB IDI Prijo Sidipratomo menuturkan, pihaknya tidak bisa ikut campur terkait penetapan biaya medis di rumah sakit. "Saya hanya bisa menghimbau untuk dokter-dokter yang membuka praktek mandiri," katanya.

 

Jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) 1983 itu menuturkan, tarif layanan kesehatan dokter tadi harus ditentukan dengan hati nurani. Dia mengatakan, seluruh dokter itu sudah disumpah dan juga dibekali kode etik. Dalam sumpahnya itu, antara lain harus mengutamakan pelayanan medis kepada masyarakat ketimbang urusan mengeruk keuntungan dari biaya tinggi.

 

"Setiap dokter membuka praktek, harus diniati bukan untuk bisnis," tegas dia. Prijo menegaskan, dokter-dokter yang membuka praktek harus menata niat untuk siap membantu pasien. Sehingga, ongkos berobat atau sering disebut jasa medis tidak boleh serta merta ditetapkan mengikuti kenaikan harga BBM.

 

JAKARTA - Di antara dampak kenaikan harga BBM bersubsidi yang mengkhawatirkan adalah, melonjaknya biaya kesehatan. Diantaranya adalah, ongkos berobat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News