Iduladha Menguatkan Solidaritas Kemanusiaan
"Kecenderungan manusia untuk melakukan kemungkaran dan kezaliman bisa diminimalisir, bahkan ditepis dengan zikir. Dengan zikir, hati yang selama ini gelap dan tersesat akan kembali disinari nur Ilahi sehingga prasangka, dendam, dan amarah akan melembut menjadi cinta kasih," tutur Ketua Lembaga Dakwah PBNU ini.
Dia mencontohkan, ketika ada hamba yang diterpa musibah dan bencana silih berganti, dalam hati yang gelap dia bertanya tentang pertolongan Allah.
Menurut Kang Maman, pertanyaan itu muncul dari keraguan dan prasangka terhadap Allah.
Hal itulah yang membuat selama ini, banyak orang yang mengharap pertolongan Allah justru sering berbuat aniaya terhadap dirinya dan orang lain (zalim).
Dia melanjutkan, manusia yang hatinya gelap juga gemar menghujat ajaran kelompok lain yang dirasa berbeda.
Namun, perilaku serta ajaran yang dihujat justru tumbuh subur dalam aliran darah yang menghujat.
"Orang seperti itu sering mengutuk, mencaci, dan menghina orang lain, tetapi diam-diam sadar atau tidak dia ternyata menggantikan kemungkaran dan kebiadaban orang yang dikutuknya," tegas pimpinan Ponpes Al Mizan Majalengka ini.
Iduladha merupakan momentum menguatkan solidaritas kemanusiaan di tengah berbagai gangguan yang dihadapi bangsa Indonesia.
- Layanan Kurban Iduladha Perluas Kepedulian dan Manfaat bagi Masyarakat
- PKB Bakal Usulkan DIY Jadi Daerah Laboratorium Bencana
- Kiai-Kiai Cirebon Menyerukan NU dan PKB Berkah Indonesia
- PKB Dapat Pesan Penting dari KH Ahmad Muhtadi Dimyati
- Soal Pelaksanaan HUT ke-79 RI di IKN, Politikus PKB Ini Ungkap Harapan
- Tepis Tudingan Ketum PBNU, Kiai Maman Pastikan Pansus Haji Bukan Urusan Pribadi