IEA Sebut Industri Nikel Indonesia Memiliki Masa Depan Sangat Cerah
Biji nikel berkadar tinggi sangat dibutuhkan untuk industri pengolahan atau smelter di Indonesia.
Selain itu, nikel merupakan bahan baku penting bagi pembangkit energi geotermal dan salah satu bahan baku baja tahan karat (stainless steel).
Saat ini, serapan nikel untuk kebutuhan industri stainless steel tercatat masih tertinggi di Indonesia.
“Pendek kata kebutuhan nikel sangat intensif dalam perkembangan industri hulu sampai hilir. Karena itulah kami sangat optimis terhadap masa depan nikel Indonesia,” ujar Helmut.
Boleh dibilang Indonesia dan Filipina merupakan negara produsen nikel terbesar di dunia.
IEA menilai hal itu merupakan peluang besar bagi negara-negara Asia Tenggara.
Apa pun kebijakan yang diterapkan Indonesia, menurut IEA, dengan pasokan setengah dari pertumbuhan nikel global akan memberi pengaruh sangat signifikan terhadap rantai pasokan nikel dunia.
Indonesia pun telah menerapkan larangan ekspor biji nikel. Larangan tersebut diterapkan seiring dengan pengembangan industri hilir, agar sumber daya nikel bisa diolah di dalam negeri.
Indonesia dan Filipina merupakan negara produsen nikel terbesar di dunia. IEA menilai hal itu menjadi peluang besar bagi negara-negara Asia Tenggara
- Meliput Kawasan Nikel di Indonesia, Mendengar Kisah Kehidupan Manusia
- Divestasi Saham PTVI ke MIND ID untuk Hilirisasi yang Makin Masif
- Soroti soal Isu Nikel di Indonesia, Pegiat Lingkungan Beri Catatan Ini
- Nasdem: Investor China Siap Dukung Hilirisasi Nikel Indonesia, Apa Kabar Perusahaan Lokal?
- Pedang Bermata Dua: Industri Nikel yang Menguntungkan Tapi Juga Mengancam Kesehatan dan Lingkungan
- APNIPER For Sustainability Usulkan 3 Hal untuk Hilirisasi Nikel yang Berkelanjutan