IFRA, DAI, dan AFFI Temukan Solusi Berkelanjutan bagi Industri Minyak Atsiri
jpnn.com, JAKARTA - International Fragrance Association (IFRA) yang berbasis di Swiss, bersama dengan Dewan Atsiri Indonesia (DAI) dan Asosiasi Flavor dan Fragran Indonesia (AFFI) menjalin kemitraan.
Ketiga lembaga itu sepakat untuk mengembangkan dan mendokumentasikan studi kasus praktik untuk sumber daya nilam yang berkelanjutan di Indonesia.
Ketua Dewan Atsiri Indonesia Irdika Mansur sepakat proyek kolaboratif itu bertujuan untuk mengatasi masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilai fragran melalui kerja sama dengan industri minyak atsiri, dan fokus khusus pada nilam dan produk turunannya.
"Proyek ini akan melibatkan pelaku industri, lembaga akademik dan penelitian, komunitas lokal, serta petani dari berbagai daerah di Indonesia, guna memastikan keberhasilan dalam implementasinya," ujar Irdika saat penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) Sustainable Patchouli, di Jakarta, Selasa (7/3).
Irdika Mansur juga mengatakan bahwa kerja sama multipihak ini merupakan langkah strategis DAI dalam memajukan industri minyak atsiri sebagai penyedia bahan baku utama untuk perisa dan wewangian di Indonesia.
"Proyek nilam ini akan menguntungkan semua pemangku kepentingan di industri minyak atsiri," tambahnya.
Sebagai tanda dimulainya kemitraan, para wakil ketiga pihak telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Sustainable Patchouli, yaitu Ketua Dewan Atsiri Indonesia Irdika Mansur, Presiden IFRA, Martina Bianchini, dan Presiden AFFI Hanny Wijaya.
Presiden IFRA Martina Bianchini menyatakan berkomitmen jangka panjang terhadap penggunaan wewangian yang aman dalam kehidupan sehari-hari.
International Fragrance Association (IFRA) yang berbasis di Swiss, bersama dengan Dewan Atsiri Indonesia (DAI) dan Asosiasi Flavor dan Fragran Indonesia (AFFI)
- Ingat Janji Pemerintah, Saleh: Jangan Ada PHK di Sritex
- Alhamdulillah, Anggaran Kredit Investasi Padat Karya Mencapai Rp 20 Triliun
- Menteri Kebudayaan Ajak Masyarakat Lebih Dekat dengan Legenda Musisi & Penyanyi 1960
- Lewat Program 'Didik', Bea Cukai Tingkatkan Kompetensi Perusahaan Penerima Fasilitas AEO
- Bea Cukai Melepas Ekspor 13 Ribu Ekor Belut Sawah Hidup Asal Banjarmasin ke Tiongkok
- Standardisasi Kemasan Picu Kenaikan Rokok Ilegal