IHSG Bergerak Labil
Rabu, 13 Oktober 2010 – 02:12 WIB
JAKARTA - Performa Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) masih labil. Posisi indeks secara teknis masih rawan aksi profit taking. Itu tidak lain menyusul fluktuasi plus valuasi harga sejumlah saham unggulan yang relatif mahal. Karena itu, diramalkan hari ini gerakan indeks belum akan lincah. "Kalau dalam jangka panjang trendnya masih bullish. Tetapi, untuk jangka pendeks cenderung akan melemah," ungkap Aji Martono, analis Capital Bridge, ketika dihubungi INDOPOS (grup JPNN) di Jakarta, Selasa (12/10).
Aji menyebutkan pengaruh dari internal belum ada yang signifikan. laporan keuangan sejumlah emiten sudah mulai terlihat. Begitu pun dengan dukungan dari eksternal. Bursa global dan regional masih bersipat netral. Mereka masih menunggu data ekonomi dan kinerja emiten kuartal ketiga. "Untuk sementara ini dari regional market belum ada berita buruk. Cuma, indeks kita harganya sudah mahal," imbuhnya.
Meski masuk fase tinggi, Aji belum melihat tanda-tanda indeks menggelembung. Sebab, dana asing yang masuk tidak tiba-tiba. Tetapi, dana tersebut masuk secara bertahap dan berpotensi lebih banyak bersipat jangka panjang. "Asing tidak akan lari. Pasar modal kita ini kuat," ucapnya.
Karenanya, Aji menyarankan pelaku pasar untuk tetap waspada. pada perdagangan hari ini indeks dalam ramalan Aji akan bergerak dikisaran Support dan resistence 3536-3575. Sejumlah saham-saham masih menyimpan potensi penguatan antara lain PT Bukit Asam (PTBA), Mitra Adi Perkasa (MAPI), Matahari Putra Prima (MPPA), Ramayana Lestari (RALS), Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Negara Indonesia (BBNI). "Indeks untuk sementara masih belum punya arah yang jelas. Tetapi, saya optimis indeks akan tetap bertahan dikisaran 3500," tambah Gema Merdeka Goeryadi, analis UOB Kay Hian Securities.