IHSG Melemah Lagi, Pembatalan RUU TNI Bisa Meredakan Pasar
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut koreksi pasar saham yang tajam tidak terlepas dari sentimen investor terhadap kombinasi berbagai faktor.
Dia membeberkan beberapa faktor itu seperti kinerja fiskal yang memburuk, RUU TNI, skeptisme terhadap tata kelola Danantara, daya beli masyarakat turun terkonfirmasi oleh impor barang konsumsi jelang Ramadan -21,05 persen.
"Untuk sentimen IHSG tidak terlepas dari polemik revisi UU TNI berakibat sentimen negatif juga di market. Ada risiko TNI masuk jabatan sipil menurunkan daya saing ekonomi Indonesia, memperbesar konflik kepentingan dan celah korupsi," ujar Bhima dikutip, Rabu (19/3).
Menurut dia, memang ada faktor kebijakan proteksionisme Trump yang mengacaukan pasar saham di negara berkembang, tetapi faktor domestik Indonesia punya andil lebih besar.
Alumnus UGM itu menyebut kalau sampai trading halt berarti investor asing akan terus lakukan sell off. Pasar modal pasca libur lebaran masih belum bisa dipastikan apakah akan ada rebound.
"Batalkan Revisi UU TNI itu bisa redakan pasar sementara," ucap Bhima.
Bhima berpesan jika dibiarkan capital outflow terus berlanjut dan bisa menjadi indikasi menuju pada resesi ekonomi.
Ada kekhawatiran akumulasi faktor yang menurunkan performa ekonomi Indonesia mencapai puncaknya dalam waktu dekat.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi dibuka melemah 30,59 poin atau 0,49 persen ke posisi 6.192,80.
- Menteri Supratman Dicegat Demonstran, Lalu Bacakan Pernyataan Sikap Mahasiswa Tolak RUU TNI
- Borong Saham Adaro, Boy Thohir: Saya Percaya Fundamental Ekonomi Indonesia
- IHSG Memang Anjlok Selasa Kemarin, Tetapi Penyerapan SBN Sesuai APBN
- Waspada Agen Asing Berkedok LSM Sengaja Tolak RUU TNI, tetapi Dukung LGBT
- Mahasiswa Bakal Demo Tolak RUU TNI, Pimpinan Komisi I: Itu Hak Masyarakat
- RUU TNI Tetap Disahkan Besok, Komisi I: Soal Pro & Kontra Hal Lumrah