IHSG 'Terbakar', Guncangan Global Atau Cermin Kerapuhan Internal?
Nur Hidayat melanjutkan kelambanan otoritas keuangan dalam memperkuat ketahanan pasar menjadi faktor krusial.
Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kerap terjebak dalam pola responsif, bukan preventif.
Padahal, tanda-tanda tekanan sudah terlihat sejak awal 2025: aliran modal asing mulai berkurang, nilai tukar rupiah berfluktuasi, dan defisit transaksi berjalan melebar. Namun, tidak ada kebijakan sistematis untuk membendung risiko ini.
Secara institusi, lanjut Nur Hidayat, penjaga stabilitas sistem keuangan adalah Kemenkeu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Bank Indonesia (BI).
Namun institusi tersebut tidak berhasil menciptakan orkestrasi untuk menahan kejatuhan IHSG dan Nilai Tukar pada Senin dan Selasa 7-8 April 2025 ini.
Mekanisme trading halt dan circuit breaker memang merupakan instrumen standar yang dimiliki bursa di seluruh dunia untuk meredam volatilitas ekstrem.
"Namun, keberadaan instrumen ini lebih bersifat reaktif, sebagai rem darurat ketika kecelakaan hampir terjadi," ungkap Nur Hidayat.(mcr10/jpnn)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok hingga memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt).
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Resmi Melantai di Bursa, Fore Coffee Bakal Buka Ratusan Outlet Baru
- Tunggu 20 Persen
- Ekonom Sebut Indonesia Punya Penyangga Kuat di Tengah Gejolak Pasar Global
- Ambruk, Rupiah Hari Ini Melemah Lagi
- Saham Anjlok Lagi, BEI Terapkan Penghentian Sementara Perdagangan
- Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah, IHSG Juga