Ikan jadi Solusi Gizi dan Ketahanan Pangan Nasional melalui Program Makan Bergizi Gratis
Namun, pelaksanaan program ini yang kick off-nya dilaksanakan pada 06 januari 2025 lalu, tidak terlepas dari tantangan.
Hingga kini, dari target awal 3 juta penerima, baru 600.000 yang dapat dijangkau. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur, logistik, dan anggaran.
Sementara menurut Dewan Pakar dari Pengurus Pusat Pemuda Katolik itu, distribusi ikan sebagai bahan pangan utama memerlukan rantai pasok yang efisien untuk menjaga kualitasnya, mengingat sifat ikan yang mudah rusak.
Memberdayakan Ekonomi Lokal Melalui Ikan
Selain meningkatkan gizi masyarakat, integrasi ikan dalam program MBG juga berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi lokal.
Melalui lebih dari 2 juta nelayan tradisional di Indonesia, peningkatan permintaan ikan dapat menciptakan pasar yang stabil, meningkatkan kesejahteraan nelayan, dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
“Program MBG tidak hanya berfokus pada peningkatan gizi, tetapi juga membuka peluang bagi nelayan lokal untuk mendapatkan penghasilan yang lebih stabil. Ini adalah langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal,” tambah Captain Hakeng.
Tantangan dan Strategi Implementasi
Saat ini, Indonesia berada di peringkat keempat sebagai produsen ikan dunia, dengan potensi ikan tangkap yang dimiliki sebesar lebih dari 12 juta ton per tahun
- 5 Makanan Ini Bikin Kolesterol Tinggi Tak Berkutik
- Pemagaran Laut Sepanjang 30 Km di Tangerang Ancaman Bagi Ekologi dan Nelayan
- Cegah Serangan Alzheimer dengan Mengonsumsi 3 Herbal Ini
- 4 Khasiat Rutin Makan Ikan, Turunkan Risiko Serangan Penyakit Ini
- Refleksi Akhir 2024 Terkait Maritim Indonesia, Ada Tantangan dan Peluang di Laut Natuna Utara
- Dukung Program Makanan Bergizi Gratis, Kalbe Luncurkan Milk Pro