Ikan jadi Solusi Gizi dan Ketahanan Pangan Nasional melalui Program Makan Bergizi Gratis

Ikan jadi Solusi Gizi dan Ketahanan Pangan Nasional melalui Program Makan Bergizi Gratis
DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, Pengamat Maritim dari Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center. Foto: dok source for JPNN


Beberapa kendala masih menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program ini. Penurunan alokasi anggaran dari Rp15.000 menjadi Rp10.000 per porsi makanan berdampak pada kualitas gizi yang dapat disediakan.

Selain itu, perbedaan akses terhadap bahan baku lokal di berbagai wilayah menimbulkan ketimpangan gizi. Oleh karena itu, diperlukan penguatan pengelolaan logistik, termasuk penyediaan cold storage untuk distribusi ikan segar.

Edukasi masyarakat tentang manfaat ikan dan cara pengolahannya juga menjadi kunci penting dalam meningkatkan penerimaan menu berbasis ikan.

Melalui kolaborasi antara pemerintah, mitra katering, dan masyarakat, program ini diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.

Laut sebagai Pilar Ketahanan Pangan Nasional

Saat ini, Indonesia berada di peringkat keempat sebagai produsen ikan dunia, dengan potensi ikan tangkap yang dimiliki sebesar lebih dari 12 juta ton per tahunnya. 

Melalui pengelolaan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) yang serius, Indonesia berpotensi naik ke peringkat ketiga atau bahkan pertama.

“Pemanfaatan potensi laut Indonesia dapat menjadi pilar utama dalam ketahanan pangan nasional. Dengan dukungan kebijakan yang kuat dan infrastruktur yang memadai, kita bisa mengubah paradigma konsumsi masyarakat dari dominasi daging (ayam dan sapi) menjadi berbasis ikan,” tegas Captain Hakeng.

Saat ini, Indonesia berada di peringkat keempat sebagai produsen ikan dunia, dengan potensi ikan tangkap yang dimiliki sebesar lebih dari 12 juta ton per tahun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News