Ikan Sardin Kaleng Mengandung Logam Berbahaya?
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan isu adanya kandungan logam berat beracun menyerupai telur pada komoditas Ikan Sardin di Indonesia seperti yang beredar di media sosial tidak benar.
Hal ini sekaligus memastikan bahwa produk ikan sardin kaleng yang diproduksi dan beredar di Indonesia aman dikonsumsi lantaran tidak mengandung logam berbahaya.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Zulficar Mochtar menegaskan peristiwa ini bukan terjadi di Indonesia.
Pasalnya, jenis ikan Sardin tersebut diketahui berasal dari kelompok Family Clupeidae dan jenis ikan Sardin ini tidak dijumpai di Indonesia.
Menurutnya, benda mirip telur atau kristal di dalam perut Ikan Sardin kaleng tersebut merupakan Glugea sardinellensis (sejenis protozoa atau parasit), yang mampu membuat sel-sel di sekelilingnya menyerupai bola untuk membentuk perisai.
Sel berbentuk telur ini bisa tumbuh hingga ukuran 1-18 mm yang disebut dengan Xenoma, sehingga dapat dipastikan bahwa benda mirip telur atau kristal tersebut, bukan diakibatkan oleh cemaran logam berat.
"Jadi dapat dipastikan bahwa benda mirip telur atau kristal tersebut bukan diakibatkan oleh kandungan logam berat sebagaimana diberitakan," tegas Zulficar.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto Perbowo meminta masyarakat tidak termakan berita hoax yang beredar.
Menurutnya, proses pengolahan semua jenis ikan untuk dikalengkan telah melalui proses pemanasan tinggi (sterilisasi) sesuai dengan standar jaminan mutu dan keamanan pangan yang ditetapkan oleh FAO dan diadopsi oleh Pemerintah Indonesia, seperti Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).
Benarkah ada kandungan logam berat beracun menyerupai telur pada komoditas Ikan Sardin di Indonesia?
- Dukung Kegiatan Keagamaan, KKP Hibahkan Tanah 2,5 Hektare ke Pemkab Jembrana
- Gandeng KPP, Bank Mandiri Berkomitmen Dorong Ekonomi Biru
- Perairan Morodemak Dijadikan Pengembangan Kawasan Berbasis Pengelolaan Hasil Sedimentasi Laut
- Waduh, 2 Kapal Asing Mengeruk Pasir Laut Indonesia, Negara Rugi Rp223 Miliar
- KKP Borong Penghargaan KemenPAN-RB
- Pemerintah Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Ancaman Kepunahan Mengintai