Ikhlas Lepas Museum Seikhlas Lepas Kekasih Pergi
’’Ndak ada yang ngurus. Dari dulu ya kami yang ngurus sendiri,’’ kata pria sepuh yang dikukuhkan sebagai maestro lukisan kontemporer oleh Dewan Kesenian Jakarta pada 2006 itu.
Baginya, tidak ada lagi yang bisa dipertahankan dari museum itu. Setelah kepergian putra sulungnya dan disusul istri tercinta, Rudi betul-betul sebatang kara di Surabaya. Dia menggantungkan seluruh hidupnya hanya dari lukisan. Makan, minum, biaya listrik, renovasi, hingga kebutuhan pribadi berasal dari sisa simpanan dan lukisan yang terjual.
”Dulu kalau ada ibu, pasti bisa terbantu. Karena gajinya sebagai pengajar kan tetap tiap bulan,” terang Titik Ratih, putri keduanya.
Saat ini beberapa lukisan di museum tersebut lenyap. Itu terjadi setelah Rudi mulai bermukim di Bekasi. ”Saya yang urus Bapak sekarang. Telepon di rumah juga sudah diputus. Jadi, lebih mudah kalau dia sama saya,” papar Titik yang kini menjadi anak semata wayangnya itu.
Titik dan Rudi Isbandi memang mampir sebentar pada 7–11 Desember untuk menengok rumah sekaligus menanti pembeli. Namun, masih belum ada titik terang. Bahkan, dia berkisah bahwa ayahnya berkeinginan menemui Wali Kota Tri Rismaharini.
”Kalau bisa, museum itu jadi cagar budaya atau dikelola pemerintah. Apalagi sepertinya museum itu satu-satunya di Jatim,” imbuh dosen bahasa Inggris pada Akademi Bina Insani, Bekasi, tersebut.
Sembari menunggu kolektor, penikmat seni, atau pengusaha, Rudi menghabiskan sisa hidupnya berdua dengan Titik.
Sejak seminggu setelah wafatnya sang istri, dia kini menjadi penduduk baru ibu kota. Hanya pada waktu-waktu tertentu, mantan pengurus Dewan Kesenian Surabaya (1974–1983) itu kembali ke Kota Pahlawan.
HASRAT dan semangat seni itu tidak lagi membara. Rudi Isbandi, maestro seni rupa kontemporer, kini merasa redup. Setelah istrinya pergi ke alam baka,
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408