Ikhtiar Megawati Melobi Kampus Tertua di Rusia Bantu Riset Nuklir Indonesia
“Kami sangat senang bila ada kesempatan membuka perwakilan atau cabang di Indonesia,” kata Nikolay sebagaimana dikutip dari siaran pers DPP PDIP.
Guru besar ilmu hukum itu menjelaskan Universitas Saint Petersburg yang kini telah berusia 300 tahun memiliki sekitar 500 program studi. Nikolay menyebut kampusnya bisa menjalin kerja sama yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia.
Rektor ke-44 Universitas Saint Petersburg itu lantas mencontohkan kerja sama kampusnya dengan Mesir. Nikolay menjelaskan perwakilan kampusnya di Mesir membuka jurusan kedokterdan dan teknologi informasi.
Adapun pengajarannya menggunakan bahasa Inggris dan Arab. “Di masa depan kami berencana mengajar dengan bahasa Arab saja,” katanya.
Nikolay menambahkan niat Universitas Saint Petersburg membuka kampus perwakilan di Indonesia juga sesuai dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Presiden Putin memberikan perintah kami harus melihat ke Timur. Bagi kami itu petunjuk,” ucapnya.
Selain itu, Nikolay juga merasa senang dengan kunjungan Megawati ke kampus Universitas Saint Petersburg. Salah satu tokoh di Russian Academy of Sciences itu mengaku sudah mendengar kiprah Megawati dalam memperkuat Indonesia.
“Ibu Mega terkenal kokoh dan teguh melindungi kepentingan negara dan bangsa Indonesia,” ujar Nikolay.
Menurut Megawati, Indonesia membutuhkan bantuan dalam proses untuk ilmu-ilmu dasar, seperti nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, dan bioteknologi.
- Tim Hukum RIDO Kecam Persekusi yang Dialami Sukarelawannya yang Pasang Stiker
- Pramono Dinilai Samarkan Dukungan PDIP dan Megawati karena Faktor Ahok
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- ISDS Gelar Lomba Reels Bertema Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Akustika Swara Indonesia dan BRIN Kembangkan Tabung Impedansi