Ikhtiar Nyata Indonesia Menjaga Kelestarian Bumi

jpnn.com - KEJAHATAN pada tumbuhan dan satwa liar, telah menjadi masalah global. Banyak persoalan yang mengancam keanekaragaman hayati. Sebagian besar spesies diketahui menghadapi ancaman kepunahan karena perusakan habitat dan perburuan.
Padahal tumbuhan dan satwa merupakan dua unsur vital penunjang kelestarian bumi, sebagai penyeimbang siklus karbon, menjaga regenerasi hutan dan sebagai penyeimbang ekosistem kehidupan.
Untuk itu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menunjukkan keseriusannya dengan melakukan kampanye melawan segala bentuk kejahatan tumbuhan dan satwa liar.
Ikhtiar nyata itu salah satunya dengan menempatkan konservasi sebagai salah satu pilar pendukung pembangunan nasional. Hutan konservasi mencapai 16 persen dari total luasan hutan Indonesia yang mencapai 130,68 juta Ha, yaitu seluas 20,91 juta ha.
Menteri LHK, Siti Nurbaya menjelaskan, bahwa luasan ini harus dikelola dengan pendekatan multidimensi dan komprehensif, sehingga perlindungan dan pelestarian alam dapat berjalan beriringan dengan pembangunan ekonomi Indonesia.
''Kawasan konservasi harus menjadi bagian dari sumber kesejahteraan masyarakat,'' katanya.
Indonesia merupakan negeri mega-biodiversity, dan rumah dari 17 persen total spesies yang ada di dunia. Diantaranya 35 ribu – 40 ribu spesies tumbuhan (11-15%), 707 spesies mamalia (12%), 350 spesies amphibi dan reptil (15%), 1.602 spesies burung (17%) dan 2.184 spesies ikan air tawar (37%). Sementara untuk kelautan terdapat setidaknya 2.500 spesies molusca, 2000 spesies krustasea, 6 spesies penyu laut, 30 spesies mamalia laut, dan lebih dari 2.500 spesies ikan.
Namun sayangnya, kejahatan terhadap tumbuhan dan satwa liar (TSL) atau wildlife crime, masih perlu mendapatkan perhatian serius. Karena banyak spesies tumbuhan dan satwa menghadapi ancaman kepunahan. Salah satunya karena aktivitas perdagangan illegal. Kepunahan tumbuhan dan satwa liar mengakibatkan ketidakstabilan siklus kehidupan.
KEJAHATAN pada tumbuhan dan satwa liar, telah menjadi masalah global. Banyak persoalan yang mengancam keanekaragaman hayati. Sebagian besar spesies
- Komisi II DPR: BKD Jateng Bersalah atas Gagalnya 592 Lulusan PPG di Seleksi PPPK
- Jujurlah, Apa Alasan Pengangkatan PPPK 2024 Maret 2026? Ada 3 Hal Harus Dijelaskan
- Gandeng Komdigi, Mentrans Iftitah Ingin Transformasi Transmigrasi Optimal
- Keluarga Gamma Rizkynata: Hukuman Aipda Robig Harus Maksimal, Jangan Dikurangi!
- RUU Penyelenggaraan Haji dan Umrah Perlu Partisipasi Publik demi Tata Kelola yang Adil
- Ahmad Luthfi: Jawa Tengah Siap Sambut Kedatangan Pemudik Lebaran 2025