Iklan Dongkrak Popularitas Partai Demokrat
Hasil Riset Lembaga Survei Indonesia
Senin, 17 November 2008 – 12:48 WIB
JAKARTA – Lima bulan menjelang pemilu legislatif 9 April 2009, tren tingkat elektabilitas atau keterpilihan parpol-parpol terus bergerak dinamis. Dalam survei terakhir, posisi PDIP –yang selama beberapa bulan lalu selalu di atas– terlempar ke posisi ketiga. Temuan terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa popularitas partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu turun drastis. Posisi puncak diraih Partai Demokrat dan Partai Golkar sebagai runner-up.
’’PDIP memang tengah mengalami kemerosotan dukungan,’’ kata Direktur LSI Dr Saiful Mujani di kantornya, Jalan Lembang Terusan, Jakarta, Minggu (16/11). Dia menuturkan, per November 2008, tingkat keterpilihan PDIP menjadi 14,2 persen atau turun sekitar 10 persen dari survei per Juni 2008.
Partai Golkar berada satu tingkat di atas PDIP dengan 15,9 persen. Angka itu sebenarnya juga menurun sekitar 4 persen. Popularitas Partai Demokrat yang meningkat 8 persen menjadi 16,8 persen sukses menyalip dua rival terbesarnya tersebut.
Saiful menjelaskan, fenomena Partai Demokrat di posisi puncak surveinya bukan baru terjadi kali ini saja. Setelah Pilpres 2004 yang memenangkan SBY, tingkat keterpilihan Partai Demokrat juga mengungguli PDIP dan Golkar. Persisnya sepanjang Februari–Desember 2005 dan Agustus–Oktober 2006. Setelah itu, Demokrat selalu di bawah banteng moncong putih dan beringin.
Jadi, sejak Oktober 2006, baru sekarang Partai Demokrat mampu membalikkan keadaan. Lantas, apa yang membuat tren positif berembus ke Demokrat? ’’Dalam tiga bulan terakhir, Demokrat lewat iklan politiknya di media massa, khususnya televisi, secara leluasa bercerita tentang sejumlah program populer pemerintahan SBY yang jelas didukungnya, seperti BLT, BOS, dan PNPM Mandiri. Termasuk iklan tentang pencapaian pemberantasan korupsi,’’ ungkapnya.
Semua program populer itu, imbuh dia, pada faktanya dinilai positif oleh mayoritas masyarakat. Apalagi, terdapat 34 persen responden yang ternyata mengaku sebagai penerima BLT. Sebanyak 58 persen responden memiliki anggota keluarga yang sekolahnya menerima BOS dan 48 responden berasal dari desa, kelurahan, atau kecamatan penerima PNPM Mandiri.
’’Semua ini, ditambah iklan, pada gilirannya mampu menarik massa pemilih nonpartisan dan mengarahkan swing voter ke Partai Demokrat,’’ kata Mujani.
JAKARTA – Lima bulan menjelang pemilu legislatif 9 April 2009, tren tingkat elektabilitas atau keterpilihan parpol-parpol terus bergerak dinamis.
BERITA TERKAIT
- Geram dengan KPK, Megawati: Siapa yang Memanggil Kamu Hasto?
- Setelah Sengketa Pilpres 2024, MK Bersiap Menyidangkan PHPU Pileg
- Apresiasi Putusan MK, AHY: Pimpinan Hadapi Tekanan dan Beban Luar Biasa
- MK Anggap Tidak Ada Keberpihakan Presiden terhadap Prabowo-Gibran
- KPU Bakal Umumkan Hasil Rekapitulasi Setelah Waktu Berbuka
- KPU Upayakan Rekapitulasi Nasional Rampung Sebelum 20 Maret