Iklan Dongkrak Popularitas Partai Demokrat
Hasil Riset Lembaga Survei Indonesia
Senin, 17 November 2008 – 12:48 WIB
Mujani menjelaskan, swing voter merupakan pemilih yang mudah berubah dari waktu ke waktu. Dalam struktur politik Indonesia, mereka populer disebut massa mengambang. Potensi swing voter itu dapat diperkirakan dari kecenderungan perpindahan pemilih dalam Pemilu 2004 ke parpol lain atau kecenderungan pemilih yang tidak mengidentifikasi dirinya dengan parpol tertentu. ’’Kecenderungan swing voter bersifat negatif (meninggalkan, Red) terjadi pada semua parpol besar hasil Pemilu 2004, kecuali Partai Demokrat,’’ ujarnya.
Baca Juga:
Mujani membeberkan, sepanjang tiga tahun terakhir, kecenderungan swing voter rata-rata di Partai Golkar dan PKB adalah minus 5 persen. PPP (minus 4 persen), PAN (minus 3 persen), PDIP (minus 3 persen), dan PKS (minus 2 persen). ’’Jadi, yang meninggalkan lebih banyak daripada yang datang,’’ katanya.
Sebaliknya, untuk Partai Demokrat sebagai satu-satunya yang mengalami swing voter positif, lebih banyak yang datang daripada yang pergi. ’’Swing voter rata-ratanya adalah positif 7 persen,’’ imbuhnya.
Pakar komunikasi dari Universitas Indonesia Effendy Gozali menegaskan, temuan LSI itu sekadar menggambarkan realitas saat ini dan bukan untuk memastikan realitas pemilu April 2009. Menurut dia, Partai Demokrat ikut menikmati iklan-iklan program sukses pemerintah sehingga mendongkrak tingkat keterpilihannya.
Meski begitu, Effendy mengingatkan, kubu oposisi, yaitu PDIP, masih belum mengeluarkan iklan politik. Dia memprediksi, PDIP pasti mengeluarkan iklan politik yang mengkritisi sejumlah kebijakan pemerintah yang tidak populer. Kalau itu dilakukan, mereka tentunya kembali menggoyang kejayaan Partai Demokrat. ’’Attacking-nya pasti ke sana,’’ katanya.
Sementara itu, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengatakan, tantangan terbesar Partai Demokrat justru mempertahankan image positif. ’’Dulu (Agustus 2006, Red) malah pernah mencapai 19 persen, tapi kan turun lagi,’’ terangnya.
Menurut dia, tantangan pemerintah dan parpol pendukung memang untuk menerjemahkan segala keberhasilannya. ’’Jangan dikira sudah melakukan sejumlah hal positif, lantas publik akan mempersepsikan secara baik,’’ tegasnya. (pri)
JAKARTA – Lima bulan menjelang pemilu legislatif 9 April 2009, tren tingkat elektabilitas atau keterpilihan parpol-parpol terus bergerak dinamis.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Geram dengan KPK, Megawati: Siapa yang Memanggil Kamu Hasto?
- Setelah Sengketa Pilpres 2024, MK Bersiap Menyidangkan PHPU Pileg
- Apresiasi Putusan MK, AHY: Pimpinan Hadapi Tekanan dan Beban Luar Biasa
- MK Anggap Tidak Ada Keberpihakan Presiden terhadap Prabowo-Gibran
- KPU Bakal Umumkan Hasil Rekapitulasi Setelah Waktu Berbuka
- KPU Upayakan Rekapitulasi Nasional Rampung Sebelum 20 Maret