Iklan 'Sekolah Gratis' Dinilai Berlebihan
Rabu, 01 Juli 2009 – 18:51 WIB
JAKARTA- Penayangan iklan layanan masyarakat berisi sekolah gratis dari Departemen Pendidikan Nasional dinilai terlalu berlebihan dan mubazir. Pasalnya, iklan yang ditayangkan beberapa stasiun televisi itu dinilai sudah berlebihan dan memakan anggaran biaya pendidikan yang terlalu tinggi. Ketika ditanya anggaran 20 persen dalam APBN yang diprogramkan pemerintah cukup memadai memajukan pendidikan, Arief Rahman menuturkan bahwa berapapun jumlah dana yang dikeluarkan pemerintah tidak akan mampu mengangkat pendidikan di Indonesia jika tidak menyangkut tiga hal, yaitu kualitas, keadilan dan efesiensi.
Penilaian ini disampaikan Pakar Pendidikan Profesor DR H Arief Rahman MPd saat ditanya wartawan usai acara Satu Hati Cerdaskan Bangsa, Gerakan Bangsa untuk Peduli Terhadap Kemajuan Pendididikan di Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (01/6).
Baca Juga:
Menurut Arief, menayangkan iklan sekolah gratis boleh-boleh saja sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat. Hanya saja, beber dia, penayangan tersebut juga harus efektif dan efisien. “Jangan bertubi-tubi. Sebab kalau berlebihan akan lebih baik jika dananya digunakan untuk program pendidikan yang sebenarnya,” kata Arief lagi.
Baca Juga:
JAKARTA- Penayangan iklan layanan masyarakat berisi sekolah gratis dari Departemen Pendidikan Nasional dinilai terlalu berlebihan dan mubazir. Pasalnya,
BERITA TERKAIT
- Wamendiktisaintek: Research Ranking Indonesia Jauh di Bawah Thailand, Vietnam, Malaysia
- Ini Sejumlah Persyaratan Guru PPPK & PNS Ditugaskan di Sekolah Swasta
- Lewat CSR, PIK 2 Berkomitmen Dukung Pembangunan Generasi Emas Indonesia
- Olahkarsa Berkolaborasi dengan Universitas Ciputra
- Global Darussalam Academy Siap Cetak Kader Terbaik Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045
- PGN Dukung SMPN 34 Depok Menjadi Sekolah Energi Berdikari