IKOHI: Banyak Masyarakat Masih Memperjuangkan Penuntasan Kasus Penghilangan Paksa
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Ikatan Orang Hilang Indonesia (IKOHI) Sri Hidayati menuntut penuntasan kasus penghilangan paksa yang pernah terjadi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Sri dalam diskusi memperingati Hari Anti-Penghilangan Paksa Internasional di Sadjoe Cafe & Resto Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (30/8).
Sri berharap kepemimpinan nasional ke depan bisa menuntaskan berbagai kasus penghilangan paksa yang hingga kini belum terungkap.
Sebab, kasus penghilangan paksa di bawah pemimpin yang tidak berlatar belakang HAM saja tidak selesai, apalagi bila ke depan negara dipimpin oleh pelaku dalam kasus tersebut.
"Tidak mungkin mereka membongkar diri sendiri, karena sama saja dengan bunuh diri," kata Sri dikutip dari siaran pers.
Oleh karena itu, dia menekankan bahwa keluarga korban kasus penghilangan paksa tidak akan diam dan akan terus melawan demi menuntut keadilan.
"Banyak Masyarakat yang masih memperjuangkan penuntasan kasus penghilangan paksa," ucap Sri.
Dalam diskusi yang sama, Ketua PBHI Julius Ibrani menyinggung adanyanya narasi elite politik yang mengatakan bahwa isu penghilangan paksa sebagai masalah 5 tahunan, gampang dijawab.
Anggota IKOHI Sri Hidayati menuntut penuntasan kasus penghilangan paksa yang hingga kini belum terungkap. Begini kalimatnya.
- Komnas HAM Ungkap Aktor Pembubaran Diskusi FTA di Kemang, Oh Si Rambut Kuncir
- PBHI Berikan Sejumlah Catatan Untuk Capim KPK Ida Budhiati
- Soroti Pembubaran Diskusi FTA, ELSAM Singgung Kegagalan Negara
- Refly Harun soal Pembubaran Diskusi FTA: Si Rambut Kuncir Bukan OTK, Jelas Berafiliasi ke Mana
- G30S Sudah Menculik 6 Jenderal, Mengapa Akhirnya Gagal?
- Geram, Sahroni Minta Pelaku Pelecehan Seksual pada Anak Di Ciputat Dijerat Pasal Berlapis