Ikon-Ikon Seni Jogja setelah sang Maestro Berpulang (2)
Keluarga Affandi Ancang-Ancang Bangun Kos-kosan
Jumat, 30 Januari 2009 – 04:33 WIB
Sebelum meninggal, Affandi mengamanatkan kepada anak-anaknya untuk tetap menjaga dan melestarikan museum itu hingga ke cucu-cucunya nanti. Juki mengakui, hal itu bukan pekerjaan yang mudah. Sebab, museum sangat berbeda dengan galeri. Apa yang ada di museum harus dirawat dan dipertahankan. Kalau galeri, barang-barangnya untuk dijual. ’’Jadi, sepeninggal Bapak, kami berpikir bagaimana agar museum ini tetap bisa hidup tanpa menjual begitu saja koleksi-koleksinya,’’ tuturnya.
Juki mengakui, ayahnya memang meninggalkan aset dengan nilai yang sangat besar. Aset yang mereka sebut sebagai dana abadi itu berupa tabungan maupun koleksi lukisan Affandi yang suatu saat bisa dijual. ’’Tapi, lukisan-lukisan itu sebisa mungkin akan kami pertahankan untuk memberikan nilai tinggi kepada museum ini,’’ kata Juki.
Namun, biaya operasional museum yang mencapai Rp 25 juta per bulan memaksa keluarga berpikir lebih jauh dalam mengusahakan ’’penghidupan’’ museum. Biaya sebesar itu dikeluarkan untuk perawatan museum, gaji sepuluh pegawai, dan biaya untuk konservasi berbagai koleksi lukisan.
Pemasukan yang selama ini didapat dari tiket pengunjung, hasil sewa galeri, penjualan cenderamata, dan yang berasal dari kursus melukis yang diadakan seminggu tiga kali hanya mampu menutup 50–60 persen biaya operasional. Pemasukan lain juga datang dari proyek lain yang diadakan museum. Misalnya, penyewaan galeri (untuk pameran karya pelukis lain). Sistem titip jual lukisan juga memberikan keuntungan tersendiri bagi museum. Jika lukisan yang dititipkan itu laku, museum memperoleh bagian sekian persen sesuai kesepakatan.
Bapak ekspresionisme Indonesia. Begitu julukan untuk sang maestro Affandi. Kini jejaknya bisa dilihat tak hanya pada sejarah seni rupa, tapi juga
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408