Ikut Anastasia
Oleh: Dahlan Iskan
Dia seperti diinkubasi agar tidak ikut berotot. Dia dikursuskan piano. Sejak kecil. Dan dia menyenangi itu.
Ayah Anastasia persis ibarat dunia itu kecil: ternyata saya kenal.
Sama-sama tua –meski saya jauh lebih tua. Dia pemain basket terkemuka. Masuk timnas. Di zamannya.
Tahun 1986 saya juga sudah menjadi manajer basket junior Indonesia berlaga di Beijing. Itulah kali pertama saya ke Tiongkok –ketika miskinnya jauh di belakang kita.
Awalnya Anastasia akan disekolahkan musik di Medan –agar cewek satu-satunya tidak jauh dari papa-mama. Begitu tes masuk, gurunya kaget.
"Kamu harus langsung sekolah musik di Singapura, Shanghai, atau Beijing," ujar guru musik di Medan.
Anastasia tidak mau kumpul kakaknyi di Singapura. Dia ingin ke Shanghai. Nama Shanghai lagi top saat itu.
"Akan ada World Expo di Shanghai," kenang Anastasia.