Ikut Muda

Oleh: Dahlan Iskan

Ikut Muda
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Semua hal ada di app. Anak muda lebih paham semua itu. Pun untuk keluar dari stasiun. Banyak sekali jalan keluar. Harus keluar di gate yang benar: nomor berapa. Salah gate bisa jalan kaki muter: sangat jauh dari tujuan.

Tidak pernah ada masalah. Padahal, bayangan saya, akan sangat kisruh. Apalagi, ini rombongan 12 orang. Pemimpin semua. Bisa banyak pendapat. Banyak usul. Bingung. Ruwet. Begitu banyak kereta. Begitu sesak manusia.

Maka kesepakatan utama adalah: satu komando. Yang lain ikut. Termasuk yang paling tua. Pun bila putusan itu ternyata salah. Kan bisa dikoreksi.

Satu-satunya '’chaos'’ hanya terjadi di Beijing. Saat bersamaan dengan orang pulang kerja. Kereta sangat penuh. Untuk bisa masuk harus mendorong orang yang berjejal di dekat pintu masuk. Yang akan keluar pun terhambat.

Anda sudah tahu: kereta bawah tanah hanya berhenti setengah menit. Harus jalan lagi. Begitu berdesakan.

Sekali itu terjadi, saat harus turun kereta, hanya 6 dari 12 orang yang bisa keluar. Pintu kereta pun menutup otomatis. Kereta berjalan lagi.

Tidak ada yang panik. Yang di dalam malah melambaikan tangan '’da da'’ sambil tertawa.

"Tunggu di situ. Kami akan balik di pemberhentian depan," tulis salah satu di grup WA keluarga. Kami pun menunggu. Toh tidak ada jadwal rapat seperti biasanya.

Hanya yang muda yang bisa membuat kemajuan. Anak muda bisa bekerja dua harmal tanpa tidur. Sampai pekerjaan selesai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News