Ikut Tarawih Dengan Madzhab Hambali
Kamis, 02 September 2010 – 01:10 WIB
Cukup banyak yang tawarih malam itu. Sekitar 300 orang, termasuk sekitar 30 orang yang menggunakan kursi. Kali ini tidak sendirian saya "kecele" mengucapkan "amiiin" dalam pengucapan yang keras dan agak panjang. Dari arah belakang terdengar juga "amiin" yang sama.
Setelah tarawih, saya baru tahu ada dua orang asing di situ: satu dari Turki dan satunya lagi dari salah satu negara timur-tengah. Beda dengan saya yang segera ikut cara Hambali, dua orang ini terus saja mengucapkan "amiin" dengan suara yang keras dan panjang selama 23 rakaat malam itu.
Kini lebih lengkap saya mengikuti cara ibadah madzhab Hambali. Mulai dari cara berjamaah, berbuka, tarwih, membayar zakat, memperlakukan imam, memperlakukan orang yang meninggal dunia dan ziarah kubur mereka.(*)
SUDAH tiga kali saya lebaran idul fitri di Tiongkok, tapi baru sekali ini merasakan salat tarawih di sana. Dua hari berturut-turut saya ke masjid
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT