Ikuti Pelayaran Perdana Rumah Sakit Terapung Swasta Pertama di Indonesia

Meski Bergoyang-goyang, Operasi Putra Berlangsung Sukses

Ikuti Pelayaran Perdana Rumah Sakit Terapung Swasta Pertama di Indonesia
PENGABDIAN: dr Lie Dharmawan sesaat setelah mengoperasi pasiennya di RS terapung. Foto: Bayu Putra/Jawa Pos

Pukul 07.15, kapal yang diberi nama Floating Hospital itu bertolak meninggalkan Pelabuhan Muara Baru. Dari area yang airnya hitam pekat dan berminyak serta dipenuhi sampah tersebut, Floating Hospital bergerak ke utara, menuju Kepulauan Seribu. Tepatnya di Pulau Panggang.

Floating Hospital bergerak membelah lautan dengan lambat, kecepatannya hanya 5,8 sampai 6 knot. Untungnya, pagi itu kapal yang dinakhodai Muchtar Muhammad Daud tersebut didukung cuaca yang bersahabat. Laut tampak tenang tak berombak. Angin juga tak berembus kencang.

"Rumah sakit ini dibangun selama empat tahun," tutur Lie sambil menerangkan satu per satu bagian ruangan di kapal.

Pembangunan rumah sakit tersebut harus merombak kapal nelayan yang kemudian dimodifikasi menjadi kapal yang di dalamnya terdapat fasilitas-fasilitas medis. "Saya masih ingat, gagasan pembuatan RS terapung ini muncul pada 28 Maret 2009," tuturnya.

Rumah sakit terapung bukan hal baru di Indonesia. TNI-AL sudah lama memilikinya. Tapi, baru Yayasan doctorSHARE pihak swasta yang pertama menggagas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News