Ikuti Pelayaran Perdana Rumah Sakit Terapung Swasta Pertama di Indonesia
Meski Bergoyang-goyang, Operasi Putra Berlangsung Sukses
Minggu, 17 Maret 2013 – 12:48 WIB
Untuk membeli kapal tersebut, Lie merelakan sebuah rumahnya untuk dilego. Kemudian, dia merombak kapal yang biasa digunakan untuk mencari ikan itu menjadi kapal yang memiliki ruangan steril.
Lie menghabiskan dana sekitar Rp 3 miliar untuk merenovasi dan mengisi perlengkapan medis Floating Hospital. Namun, biaya itu separo lebih murah dari anggaran yang diperkirakan sekitar Rp 6 miliar. "Kami bisa menekan biaya pengadaan karena banyak perlengkapan medis yang mendapat diskon gede," ujarnya lantas tertawa.
Kapal yang berukuran panjang 23,5 meter dan lebar 6,55 meter itu terbagi dalam tiga dek. Dek atas menjadi singgasana sang nakhoda serta tempat berinteraksi santai para relawan. Dek tengah merupakan dek utama. Di sanalah ruangan steril itu berada. Salah satunya terdapat ruang bedah (operasi).
Meja operasinya berupa tempat tidur dorong, lengkap dengan penerangan di atasnya dan seperangkat alat bedah. Di sebelah ruang operasi ada ruang pemulihan pascaoperasi. Juga lengkap dengan berbagai peralatan medis yang mendukung.
Rumah sakit terapung bukan hal baru di Indonesia. TNI-AL sudah lama memilikinya. Tapi, baru Yayasan doctorSHARE pihak swasta yang pertama menggagas
BERITA TERKAIT
- Titik Balik Nita Zahro, Single Parent yang Sukses Dirikan 2 Salon Lewat Kursus Kecantikan
- Kisah Inspiratif Ulfatun Nikmah, Anak Tukang Ukir & Lulusan SMK yang Raih Gelar Magister FEB UGM
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock