Ikuti Pelayaran Perdana Rumah Sakit Terapung Swasta Pertama di Indonesia
Meski Bergoyang-goyang, Operasi Putra Berlangsung Sukses
Minggu, 17 Maret 2013 – 12:48 WIB
Lie dan para relawan lalu melaksanakan operasi untuk membetulkan letak testikel bocah itu. Dalam tempo 25 menit, operasi selesai dan Putra pun bisa tidur dengan nyenyak. ’’Sebelumnya, dia rewel, minta minum terus. Soalnya, sebelum operasi, diharuskan puasa,’’ ujar Tri Kurniawati, ibunda Putra.
Perempuan yang tinggal di Pulau Pramuka itu bersyukur karena operasi anaknya berjalan lancar. Sebetulnya, dirinya sudah lama ingin membawa Putra ke RS. Namun, usia Putra belum memungkinkan untuk dioperasi dengan pembiusan total. Minimal Putra harus berusia dua tahun, baru boleh dioperasi.
Lancarnya operasi juga diakui Lie. Dengan segala keterbatasan, dia mampu mengoperasi pasien dengan sukses. "Tadi memang sempat ada volunteer yang pusing karena ruang operasinya bergoyang-goyang. Namanya juga kapal, tempatnya di air," tuturnya.
Dia menjelaskan, Floating Hospital mampu menangani berbagai macam operasi mayor. Namun, memang ada beberapa jenis operasi yang sangat rumit, sehingga mau tidak mau harus dilakukan di darat. Misalnya, operasi jantung.
Rumah sakit terapung bukan hal baru di Indonesia. TNI-AL sudah lama memilikinya. Tapi, baru Yayasan doctorSHARE pihak swasta yang pertama menggagas
BERITA TERKAIT
- Titik Balik Nita Zahro, Single Parent yang Sukses Dirikan 2 Salon Lewat Kursus Kecantikan
- Kisah Inspiratif Ulfatun Nikmah, Anak Tukang Ukir & Lulusan SMK yang Raih Gelar Magister FEB UGM
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock