Ikuti Perkembangan Hukum Indonesia, Pemuda Australia Betah Tinggal di Jakarta

Arjuna sangat optimistis pada hubungan antar warga Australia dengan Indonesia. Ia mengungkapkan, rasa saling memahami di antara kedua negara lebih mudah ditumbuhkan di tingkat masyarakat ketimbang di level pemerintah.
Karena keyakinannya akan potensi hubungan Australia-Indonesia, pria berkacamata ini lantas mendirikan Asosiasi Pemuda Australia-Indonesia (AIYA) bersama rekan-rekannya di tahun 2011, dan sempat menjabat sebagai Presiden selama 3,5 tahun.
“Organisasi seperti AIYA, ACICIS dan sejenisnya sangat membantu dalam memberikan pemahaman. Apalagi jika ada ketegangan seperti pasca eksekusi, organisasi antar pemuda seperti inilah yang bisa menjembatani perbedaan pendapat," kemukanya.
Mengunjungi Semarang bersama teman-teman dari ACICIS dan dari UGM. (Foto: Koleksi pribadi)
Sering dikira orang Indonesia
Lantaran memiliki nama seperti orang Indonesia, Arjuna seringkali disangka berdarah Indonesia. Nyatanya, Arjuna memiliki ibu berdarah Asia Selatan.
“Ibu saya berasal dari Sri Lanka. Mungkin karena nama saya mengandung unsur bahasa Sansekerta, banyak orang Indonesia mengira saya ada keturunan Indonesia,” ujar pria yang cukup jago berbahasa Indonesia ini.
“Sebagian besar orang bingung melihat saya, wajah saya tak terlalu Indonesia tapi nama saya agak ke-Indonesiaan,” tambahnya.
Bagi sebagian orang, Jakarta adalah Ibukota yang padat dan sesak. Tapi bagi ahli hukum asal Australia- yang sempat meneliti kasus Prita Mulyasari
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia