Mengikuti Tren Viral Ternyata Bikin Kecanduan, Dampaknya Mengerikan

Mengikuti Tren Viral Ternyata Bikin Kecanduan, Dampaknya Mengerikan
Konsumen harus berhati-hati dan jangan sampai terkena FOMO. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Cukup banyak anak muda yang mengikuti tren yang sedang viral. Bahkan demi mengikuti tren tersebut para anak muda rela merogoh kocek mahal demi publikasi, termasuk juga diunggah di akun media sosial miliknya.

Psikolog Klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) Anna Surti Ariani mengatakan, anak muda yang selalu mengikuti tren tersebut karena adanya kurang percaya diri di lingkungannya.

Menurut Anna, fenomena yang menjadi viral di media sosialsering membuat orang ikut-ikutan melakukannya karena tidak mau dianggap ketinggalan. Hal ini termasuk dalam fear of missing out (FOMO) karena takut tertinggal dari orang lain.

"Memang karena takut tertinggal dari orang2 lain, fear of missing out. Namun seringkali ini juga mencakup masalah kurang percaya diri sehingga ikut-ikutan orang lain. Kurang percaya diri itu masalah mental kan," ujar Anna Surti dikutip, Senin (20/1).

Lebih lanjut Anna menuturka mengikuti tren yang viral juga bisa menjadi tanda masalah mental lain seperti pleasing others, atau disebut perilaku menyenangkan orang lain secara berlebihan, bahkan hingga mengorbankan diri sendiri.

"Masalah mental lain yang mungkin terjadi misalnya pleasing others atau maunya menyenangkan orang lain dibandingkan mendengarkan dirinya sendiri. Jika yang viral itu berbahaya, beberapa orang melakukannya karena punya kebutuhan tinggi akan tantangan, tapi ini bisa juga jadi masalah mental," kata dia.

Anna juga menyoroti perihal mengikuti tren yang viral membuat seseorang menjadi punya kesempatan melakukan hal negatif hingga bisa merugikan lingkungan sekitar, seperti merusak fasilitas umum terjadi pada beberapa orang yang secara sosial bermasalah.

Mengikuti tren viral juga bisa menyebabkan kecanduan. Apabila mengikuti sesuatu yang viral sudah menjadi kecanduan, untuk menghentikannya perlu membutuhkan bantuan secara intensif oleh profesional, yaitu psikolog klinis dan psikiater, mereka yang punya keterampilan psikoterapi.

Cukup banyak anak muda yang mengikuti tren yang sedang viral. Bahkan demi mengikuti tren tersebut para anak muda rela merogoh kocek mahal demi publikasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News