Ilmuwan Australia Kenang Fisikawan Stephen Hawking

Sebagian besar hidup Hawking bergantung pada kursi roda. Seiring dengan memburuknya kondisi fisik, ia terpaksa berbicara menggunakan alat pemroduksi suara dan berkomunikasi dengan menggerakkan alisnya.
Penyakit ini mendorongnya untuk bekerja lebih keras namun juga berkontribusi pada keruntuhan dua pernikahannya, tulisnya dalam sebuah buku memoar ‘My Brief Memoir’ (sejarah singkat saya).
Dalam buku tersebut, Profesor Hawking menceritakan bagaimana ia pertama kali didiagnosa: "Saya merasa ini sangat tidak adil - mengapa ini harus terjadi pada saya?”.
"Pada saat itu, saya pikir hidup saya sudah berakhir dan bahwa saya tidak akan pernah menyadari potensi yang saya punya. Tapi sekarang, 50 tahun kemudian, saya bisa merasa puas dengan tenang atas hidup saya."
Hawking berhasil meraih ketenaran internasional setelah penerbitan ‘A Brief History of Time’ di tahun 1988, salah satu buku paling rumit yang pernah menimbulkan daya tarik massal, yang bertahan dalam daftar terlaris ‘Sunday Times’ tak kurang dari 237 minggu.
Dia mengatakan bahwa dirinya menulis buku tersebut untuk menyampaikan kegembiraannya sendiri atas penemuan baru-baru ini tentang alam semesta.
"Tujuan awalnya adalah menulis buku yang akan dijual di toko buku bandara," katanya.
"Untuk memastikan bahwa buku ini bisa dimengerti, saya mencoba buku ini ke perawat saya. Saya rasa mereka mengerti sebagian besar dari itu."
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia