Ilmuwan Ciptakan Batu Bata Dari Air Kencing Manusia
Para peneliti telah menemukan cara untuk membuat batu bata secara berkelanjutan atau ramah lingkungan dari air seni atau air kencing manusia.
Poin kunci:
• Kekuatan batu-bata bisa diatur bergantung pada berapa lama bakteri dibiarkan tumbuh• Sebagian besar batu bata yang dibuat di seluruh dunia menghasilkan banyak karbon dioksida
• Proses pembuatan bio-batu bata menghasilkan limbah nol
"Bio-bata" dibuat dengan mencampur pasir dengan bakteri yang menghasilkan urase - enzim yang memecah urea dalam urin sementara pada saat yang sama menghasilkan kalsium karbonat.
Ketika dicampur, hasilnya adalah batu bata yang sama dengan batu kapur. Tapi yang berbeda adalah kekuatan bio-bata dapat diatur tergantung pada seberapa lama bakteri dibiarkan tumbuh.
"Semakin lama Anda mengizinkan bakteri kecil untuk membuat semen, semakin kuat produk yang akan dihasilkan. Kami bisa mengoptimalkan proses itu," kata penyelia utama riset, Dyllon Randall, dalam penjelasan yang dirilis oleh University of Cape Town,
Kemenangan konsep berkelanjutan
Sebagian besar batu bata yang dibuat di seluruh dunia masih berasal dari proses yang belum sempurna di mana alat pengeringan dibakar pada suhu 1,400 derajat Celcius, menghasilkan banyak karbon dioksida.
Proses ini, meski demikian, menghasilkan limbah nol, karena produk sampingannya adalah unsur nitrogen dan kalium yang digunakan dalam pupuk komersil.
"Yang kami lakukan terakhir adalah mengambil produk cair yang tersisa dari proses bio-bata dan membuat pupuk kedua," kata Dr Randall.
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa