Ilmuwan dari 40 Negara Bahas Kelestarian Hayati
jpnn.com, AZERBAIJAN - Para ahli dari sekitar 40 negara serta ilmuwan lokal menghadiri konferensi internasional berjudul Pegunungan: Budaya, Bentang Alam dan Keanekaragaman Hayati di Universitas Kaspia Barat pada 10-12 Mei 2019.
Konferensi itu mengeksplorasi ekosistem gunung, keanekaragaman hayati dan ekologis, tempat pembuangan akhir gunung, budaya gunung, wisata gunung dan rekreasi melalui sesi utama, panel, dan sesi bersama.
Salah satu perwakilan peneliti Indonesia ialah Kholidah Tamami dari IMERC Sekolah Studi Strategis dan Global Universitas Indonesia (UI).
BACA JUGA: RUU Konservasi SDA Hayati Masih Perlu Pendalaman
Kholidah mengatakan, konferensi tersebut melampaui harapan, sangat hebat, dan sukses.
“Ada kerja sama yang baik antara komite (SC dan OC). Relawan dari siswa dapat mengintegrasikan diri mereka sebagai pejuang dan pemikir dalam memberikan pelayanan yang baik,” kata Kholidah, Rabu (15/5).
Dalam konferensi itu Kholidah memaparkan tema Anomali Otonomi Daerah di Gunung Cartenz yang berlokasi di Papua.
Gunung Cartenz adalah salah satu dari tujuh puncak di dunia di bawah UNESCO yang membutuhkan kolaborasi, tidak hanya dari pemerintah Indonesia, tetapi juga dari masyarakat internasional.
Para ahli dari sekitar 40 negara serta ilmuwan lokal menghadiri konferensi internasional berjudul Pegunungan: Budaya, Bentang Alam dan Keanekaragaman Hayati di Universitas Kaspia Barat pada 10-12 Mei 2019.
- Jaga Konservasi Hayati, Ravindra Airlangga Dukung Pengembangan Bioprospeksi di Indonesia
- Pohon Ganja Tumbuh Subur di Pegunungan
- Mendorong Perekonomian Masyarakat, Satgas TNI Bergerak di Wilayah Pegunungan Papua
- Ada Peringatan dari Pak Ganjar untuk Warga di Daerah Pegunungan
- Polisi Menyamar jadi Tukang Rumput di Pegunungan Tasikmalaya, Hasilnya Luar Biasa, Oh Iwan
- Begini Cara Melewati Tanjakan Curam dengan Mengendarai Mobil Matik