Ilmuwan Rusia Temukan Penangkal AIDS
jpnn.com - Sejak pertama kali ditemukan, AIDS sudah menjadi momok mengerikan karena belum ditemukan obatnya sampai saat ini. Namun ilmuwan di Rusia meyakini penangkal penyakit mematikan ini terkandung dalam jamur tradisional yang disebut Chaga.
Para ilmuwan dari Institut Vector di Rusia mengklaim, jamur yang terkenal di daerah sekitar Siberia ini selama berabad-abad telah diyakini efektif digunakan untuk obat antivirus. Kali ini, para peneliti mengklaim dugaan tersebut sudah memiliki dasar ilmiah.
Jamur Chaga yang memiliki nama latin Inonotus obliquus ini tumbuh di batang pohon birch. Di dalamnya terkandung konsentrasi tinggi asam betulinic yang memiliki khasiat antiretroviral, anti inflamasi, dan baru-baru ditemukan adanya zat antikanker.
"Strain jamur ini menunjukkan toksisitas rendah dan efek antivirus yang kuat. Jamur ini memiliki efek sangat kuat terhadap cacar, influenza, dan HIV," kata ilmuwan dari Vector seperti dilansir laman Siberian Times, Rabu (11/12).
Sebelumnya, peneliti memilih 33 jenis jamur dari 82 strain yang tumbuh di Siberia Timur Laut. Mereka menemukan bahwa jamur Chaga bermanfaat sebagai obat anti HIV dan anti AIDS karena kandungan zat anti tumor dan kemampuannya merangsang kekebalan tubuh.
Jamur Chaga terkenal di sekitar Siberia karena menunjukkan kemampuan antivirus yang besar. Cerita rakyat Rusia sering menyebutkan khasiat Chaga sebagai suplemen makanan. Jamur ini juga diceritakan sebagai obat kanker dalam novel karangan Alexander Solzhenitsyn yang ditulis pada tahun 1968 berjudul 'Cancer World'.
Hanya saja di AS, jamur ini kurang begitu mendapat dukungan ilmiah. Memorial Sloan-Kettering Cancer Center di New York dalam situsnya menyatakan bahwa belum ada uji klinis yang telah dilakukan untuk menilai keamanan dan kemanjuran Chaga dalam mencegah penyakit atau mengobati kanker.
"Meskipun relatif tidak pernah ditulis di media mainstream, jamur Chaga telah digunakan untuk obat rakyat selama beberapa generasi. Penelitian telah menunjukkan Chaga sangat efektif melindungi DNA sel dari radikal bebas yang merusak," kata seorang juru bicara Vector.(fny/jpnn)
Sejak pertama kali ditemukan, AIDS sudah menjadi momok mengerikan karena belum ditemukan obatnya sampai saat ini. Namun ilmuwan di Rusia meyakini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemerintah Albania Menilai TikTok Bisa Mendorong Anak-Anak Melakukan Kekerasan
- Equnix Apresiasi Penggerak Teknologi Mandiri di Indonesia
- Sambut Libur Akhir Tahun, WhatsApp Hadirkan Fitur Baru, Seru!
- Asus TUF Gaming A14, Laptop Tipis dengan Performa Andal
- Threads Menguji Coba Fitur Baru, Simak Nih
- Cloudflare 2024 Year In Review, Keamanan Siber Harus Jadi Perhatian