I'M Institute Ingin Bentuk Generasi Milenial Antihoaks
jpnn.com, JAKARTA - Pengguna internet di Indonesia makin tinggi. Merujuk hasil riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2017, pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta dari total 262 juta penduduk.
Sayang, efek masifnya penggunaan internet memunculkan potensi informasi hoaks. Setahun belakangan ini, organisasi Indonesia Millenial Institute (I'M Institute) getol mengkampanyekan 'Perang Antihoaks'. Khususnya di kalangan millenial. Sejumlah program pun telah mereka jalankan dalam setahun belakangan ini. Terutama dalam mengedukasi seputar bahaya hoaks.
"Tujuan besar I’M Institute adalah menciptakan generasi milenial yang berdikari membangun negeri. Namun saya menyadari, di samping tujuan besar itu. Kami juga harus peduli dengan kondisi yang dihadapi Indonesia saat ini, dan kami selalu ingin menjadi bagian solusi untuk kemajuan negeri ini," kata Founder I'M Institute, Witjaksono.
Dia mengatakan, hoaks menjadi salah satu penyakit yang membahayakan persatuan dan kesatuan Indonesia saat ini. Karena sadar atau tidak, dunia sekarang ini tidak bisa lepas dari internet. Makin tahun, intensitas penggunaannya meningkat.
Masyarakat semakin mudah mengakses informasi di seluruh penjuru dunia. "Di sinilah letak bahayanya. Jutaan informasi atau berita yang setiap hari masyarakat serap, tak sepenuhnya benar. Ada banyak yang miss, salah, atau hoaks. Tak sedikit begitu menerima pesan broadcast dari situs jejaring sosial, terkadang malas mengklarifikasi. Akibatnya ketika informasi itu hoaks, malah makin menyebar luas," ucap Witjaksono.
Nah, I'M Institute pun memilih kelompok milenial sebagai sasaran programnya. "Kami lihat survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet) 2017 kemarin. Dari 143 juta pengguna internet di Indonesia, 49 persennya berusia 15-34 tahun atau kategori milenial. Artinya, setengah pengguna internet didominasi mereka. Ini yang kemudian menjadi alasan I'M Institute terus gencar kampanye antihoaks di 34 provinsi, dan saya ingin para milenial menjadi generasi yang dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia," kata Witjaksono.
Dalam konteks ini, sambungnya, menjaga kesatuan bangsa dan negara melalui gerakan milenial antihoaks.
"Sederhana saja konsepnya, kami memberikan edukasi, meningkatkan budaya literasi terhadap media dan akses informasi di dunia digital. Kami yakin ketika makin banyak orang sadar pentingnya memilah informasi, jumlah 'agen' penyebar hoaks bisa berkurang," tuturnya.
Hoaks menjadi salah satu penyakit yang membahayakan persatuan dan kesatuan Indonesia saat ini.
- Kemendes PDT Pastikan Info Rekrutmen Pendamping Lokal Desa 2024-2025 Hoaks
- Anggap Pernyataan Budi Arie Hoaks, Tim Pemenangan Pram-Doel Layangkan Somasi
- Jubir Pramono-Rano Pastikan Pernyataan Menkop Budi Arie Hoaks
- Budi Arie Dinilai jadi Korban Hoaks soal Judi Online
- Lawan Hoaks di Indonesia, TikTok Memperkenalkan Fitur Keamanan
- Cabup Empat Lawang Joncik Muhammad Diisukan Meninggal, Teman & Keluarga Menangis