Imaji Perusuh

Oleh: Dahlan Iskan

Imaji Perusuh
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kami tertegun. Wahai dikau seorang nan sangat terkenal. Betapa tegar kuatnya dirimu menahan derita. Seandainya kehilangan seperti itu kami alami (tanpa dibekali makna sejati kehilangan) entah apa yang akan terjadi.

Sarasehan Disway yang tadinya sendu berubah menjadi ceria. Satu per satu perusuh diabsen. Pertanyaan sama ”Anda SMA di mana”. Qadarullah walaupun diundi, ternyata distribusi perusuh nyaris sempurna. Mewakili seluruh profesi, ras, agama, dan antar golongan.

Berbaur berbagi pengalaman dan jati diri membuat kaum perusuh semakin menyadari keberadaan siapa dirinya. Kita bukan apa apa dibanding perjuangan berdarah darah Abah.

Jadi teringat lagu lawas Farel Prayoga. Ojo dibanding–bandingke, Yo pasti kalah.

***

Pak Mario Setyo perusuh pertama tiba di titik kumpul Swiss-Belhotel, Serpong. Saya orang kedua. Dari Kramatjati Jakarta Timur, datang pukul 10. 45.

Pertanyaan pertama "nama Anda di kolom komentar Disway siapa?”

Komentator dari Semarang tergagap: ”Saya pakai nama putri, Viona”.

Masalah timbul dua tahun lalu: pemerintah Tiongkok ingin menggunakan rumah itu untuk museum. Yakni museum yang terkait dengan hubungan Tiongkok dan Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News