Imbal Hasil Obligasi AS Turun, Rupiah Punya Kesempatan Menguat?

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap USD yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu, berpeluang menguat.
Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya menilai, peluang penguatan rupiah karena turunnya imbal hasil (yield) surat utang atau obligasi Amerika Serikat.
"Penurunan indeks USD dan yield US treasury kemungkinan akan membantu penguatan rupiah," kata dia, di Jakarta, Rabu (10/3).
Sebagai data rupiah dibuka menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp 14.390 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.405 per USD.
Menurut Ahmad, indeks USD kemungkinan melemah ke level 91,5 hari ini, di tengah penurunan imbal hasil obligasi AS dan masih rendahnya optimisme sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di AS.
"Yield diperkirakan akan kembali stabil," ungkap dia.
Sementara itu, Ahmad menyebut The NFIB Small Business Optimism Index yang masih cukup rendah pada Februari sebesar 95,8 dibandingkan proyeksi sebesar 96.
"Itu memperlihatkan belum cukup pulihnya optimisme pengusaha menengah bawah di AS terhadap prospek ekonomi negara tersebut," kata Ahmad.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap USD yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu, berpeluang menguat.
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini
- Rupiah Berpeluang Menguat Lagi Hari Ini, Begini Kata Analis
- Rupiah Mulai Bangkit, Akankah Terus Berlanjut?
- Gawat, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, jadi Rp 16.911 Per USD
- Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah, IHSG Juga