Imbas PPKM, Stok Darah PMI Menipis

jpnn.com, PALANGKA RAYA - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran COVID-19 berdampak pada ketersediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI).
Saat ini PMI mengalami krisis stok darah, bukan hanya pusat tetapi juga di daerah.
"Biasanya rutin ada 1.200 kantong darah setiap bulan, tetapi sejak adanya pembatasan kegiatan (PPKM) karena pandemi Covid-19, kami mulai krisis stok darah," kata Pimpinan Laboratorium PMI Kota Palangka Raya, M. Darmawan, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/9).
Menipisnya stok darah ini disebabkan karena berkurangnya jumlah pendonor yang datang. Kegiatan donor darah bersama juga berkurang karena pandemi ini membuat para pendonor ketakutan, khawatir tertular Covid-19.
"Ini berdampak pada stok kantong darah baik di pusat maupun daerah. Padahal kami juga butuh untuk membantu masyarakat yang memerlukan," ujarnya.
Darmawan mengatakan pihaknya kembali terbantu dengan adanya kegiatan bakti sosial donor darah yang dilakukan Siloam Hospitals Palangka Raya untuk mengisi ketersediaan stok darah.
Mereka menggelar aksi donor darah sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).
Aksi itu disertai donasi sembako serta pakaian layak pakai bagi masyarakat yang terdampak bencana banjir di daerah pelosok Desa Tumbeng Runen, Kecamatan Kamipeng, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
Laboratorium PMI Palangka Raya mengalami krisis stok darah akibat PPKM sehingga butuh pasokan darah dari pendonor.
- Pemerintah Siapkan Regulasi Baru Untuk Perkuat Perlindungan Pekerja Migran
- Satu PMI Ditemukan Tewas Penuh Luka di Kamboja, Menteri P2MI Bilang Begini
- Seluruh PMI di Kamboja Ilegal, Banyak Terjebak Judi Online & Penipuan
- Feby Deru Nilai Kegiatan Donor Darah Bermanfaat bagi Masyarakat
- Menteri Karding Puji Aksi Heroik PMI Selamatkan Warga dan Lansia Dalam Kebakaran Hutan di Korsel
- Brain Bypass Surgery Jadi Harapan Baru Bagi Pasien Strok & Gangguan Pembuluh Darah Otak