Imej Anies Baswedan Sebagai Gubernur Pilihan Umat Bisa Luntur
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin mengingatkan Anies Baswedan perlu berhati-hati dalam bersikap jika merasakan selama ini pada dirinya melekat imej gubernur DKI Jakarta pilihan umat.
Karena ketika bertindak ceroboh, imej itu akan luntur dengan sendirinya.
"Itulah yang harus hati-hati dari Anies. Jika dia merupakan pilihan umat, jangan sekali-kali membuat kebijakan yang merugikan dan menyinggung umat," ujar Ujang kepada jpnn.com, Kamis (19/12).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini mencontohkan terkait kebijakan pemberian penghargaan Adikarya Wisata 2019 untuk diskotek Colosseum.
Sebagian masyarakat Jakarta menilainya sebagai sebuah kekeliruan. Tak berapa lama, mantan mendikbud itu juga merasakan hal yang sama sehingga kemudian membatalkan pemberian penghargaan tersebut.
"Untuk sementara imej Anies sebagai pilihan umat mungkin rusak. Tetapi, karena Anies langsung mengambil tindakan membatalkan penghargaan dan memecat kepala dinasnya, maka nama Anies bisa pulih. Jadi, yang penting ke depan jangan membuat kebijakan yang salah lagi," katanya.
Lebih lanjut dosen di Universitas Al Azhar Indonesia menilai, Anies juga terkesan sedang diuji bawahannya belakangan ini.
Pasalnya, sebelum kasus Colloseum, kontroversi masuknya usulan pembelian lem aibon senilai Rp 82 Miliar dalam KUA-PPAS DKI 2020 mengemuka. Kemudian, kasus sejumlah honorer masuk got.
Kasus-kasus yang ada menandakan Anies Baswedan tidak mengawasi anak buahnya dengan ketat. Sehingga mereka membuat anggaran tanpa sepengetahuannya.
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum
- Hasto Tuding Ara Main SARA soal Pramono-Rano Didukung Anies, Prabowo Pasti Tak Suka
- Pramono Dinilai Sengaja Tak Umbar Dukungan PDIP di Alat Peraga Demi Raup Massa Anies
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk