Imigrasi Australia Diminta Persulit Pendatang yang Tak Mahir Berbahasa Inggris
Menurut Brendan Coates dari Grattan Institute. keputusan pemerintah sekarang ini bergerak ke arah yang salah terkait dengan penerimaan jumlah migran.
"Dalam sejarahnya migran pekerja trampil sudah bekerja dengan baik bagi kita," katanya.
"Namun perubahan jumlah penerimaan permanen baru-baru ini telah mengalihkan kita dari memilih pekerja muda terampil yang memiliki pendapatan besar di pasar tenaga kerja ke orang yang lebih tua dengan kemampuan Inggris buruk, yang memberikan sumbangan lebih kecil bagi masyarakat Australia."
"Dampak fiskalnya besar, karena berkurangnya pendapatan pajak dari mereka yang muda, yang sebenarnya akan memberikan pajak besar bagi pemerintah federal dalam jangka panjang," kata Brendan.
Laporan menunjukkan perubahan komposisi penerimaan migran ini akan memberikan tambahan dana AU$9 miliar dolar dari penerimaan pajak pendapatan dari setiap tahun penerimaan migran.
Damian Kassbgi dari perusahaan Afterpay mengatakan ia mendukung beberapa rekomendasi dari Grattan Institute dan mengatakan pemberian visa yang lebih fleksibel akan memungkinkan mereka pindah lebih cepat ke Australia.
Dia mengatakan semasa COVID-19, Afterpay sudah menambah pekerja, dengan menerima 600 orang dalam 12 bulan terakhir sehingga jumlah pekerja meningkat dua kali lipat.
Kebanyakan pekerja mereka adalah generasi milenial dengan rata-rata usia pekerja di Afterpay adalah 33-36 tahun dan banyak diantara mereka memiliki ketrampilan tinggi.
Kebijakan imigrasi Australia tidaklah menarik migran yang memberikan kontribusi ekonomi di masa depan, demikian pendapat lembaga pemikir Grattan Institute
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air