Imigrasi Surabaya Pusing, Warga Afghanistan Suka Sayat Tangan Sendiri
Hanya IOM dan UNHCR yang berwenang menangani mereka. Sebaliknya, sering muncul kerugian atas tindakan mereka.
Misalnya, kegaduhan oleh segelintir oknum. Kondisi psikologis mereka terganggu sehingga berbuat kericuhan di area penampungan.
Berdasar Awi wawancara dengan Mustafa, diketahui bahwa yang bersangkutan jenuh.
Orang tuanya tinggal di pengungsian di Makassar. Dia sudah bertahun-tahun menunggu status nasibnya.
Belum ada negara yang mau memberikan suaka kepadanya. ''Nasib yang tidak jelas itulah yang membuatnya jenuh dan ingin mati,'' ungkap Awi.
Kondisi seperti itu bisa dialami pengungsi lain. Karena itu, Awi meminta pemerintah pusat memperhatikan kondisi tersebut.
Jangan sampai muncul kasus serupa yang merugikan masyarakat Indonesia di sekitar pengungsian. (riq/c14/dos/flo/jpnn)
SURABAYA - Nasib pengungsi yang tinggal di Puspa Agro, Sidoarjo, masih belum jelas. Mereka menunggu negara penerima suaka sebagai tempat tinggal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kabar Gembira dari Pak Sekda untuk Honorer yang Sempat Diberhentikan
- Data Terbaru Jumlah Pelamar PPPK 2024 Tahap II Batam, Tenaga Teknis Paling Banyak
- Matret Kokop Upayakan 800 Honorer Diakomodasi jadi PPPK
- Gelombang Tinggi Diprediksi Terjadi di Perairan Kalsel Hingga 21 Januari 2025, Waspadalah
- Menko Zulhas Dorong Sumsel Sebagai Andalan Program Swasembada Pangan
- 44 Pelamar CPNS 2024 Kota Jambi Lulus Seleksi, Ada Formasi tak Terisi