Imlek Bencana

Oleh: Dahlan Iskan

Imlek Bencana
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Kan sudah bagus," kata saya. "Berarti Papa Anda itu orang baik," kata saya.

"Memang saya direktur utama, tapi tidak punya wewenang apa pun di bidang keuangan. Semua pengeluaran harus ada tanda tangan Papa," jawabnya.

"Apakah tidak ada aturan bahwa pengeluaran di bawah sekian juta tidak perlu lewat Papa?" tanya saya.

"Tidak ada. Sekecil apa pun harus lewat Papa," jawabnya.

Menurut Roy, akhirnya ia keluar paksa dari perusahaan ayahnya. Ia pun mendirikan usaha serupa dengan usaha ayahnya di Pamekasan, Madura. Sang ayah tidak ada masalah.

Lalu Roy membangun bengkel mobil di Surabaya. Tidak jauh dari rumah sang ayah.

"Begitu saya punya usaha di Surabaya bengkel saya diganggu terus oleh Papa," ujar Roy. "Intinya, Papa tidak mau saya punya usaha di Surabaya. Kalau di Madura tidak apa-apa," ujar Roy.

Tapi Roy ingin berkembang di Surabaya. Ia merasa menguasai medan besar Surabaya.

Roy mendatangi showroom Liek Motor yang di Jalan Indrapura, Surabaya. Ia tembaki mobil yang ada di situ. Lalu Roy pergi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News