Imlek Fitri
Oleh: Dahlan Iskan
Banyak juga yang menjawab: tahun ini kurang meriah karena banjir di mana-mana. Hujan memang turun merata. Di malam tahun baru. Deras. Lama. Saya sendiri terjebak kemacetan parah di Kelapa Gading, Jakarta.
Saya meninggalkan acara pukul 21.00. Langsung kena banjir. Macet total. Tidak bergerak selama dua jam. Menjelang pukul 00.00 baru tiba di SCBD. Menyesal. Mending tetap di tempat acara: ada musik live dan banyak makanan.
Akan tetapi salah satu teman saya, Ailing, harus cepat pulang. Dia harus sembahyang di tepat pukul 00.00. Begitulah umumnya orang Tionghoa.
Di malam tahun baru Imlek, setelah kumpul dan makan bersama keluarga, mereka siap-siap kiyamul lail --sembahyang tengah malam.
"Kalau teman-teman yang saya tanyakan tadi, lebih dari 10 orang bilang bahwa Imlek tahun ini biasa-biasa saja, mungkin karena Makassar dua hari ini hujan keras," ujar Nova, wanita vegetarian dari Makassar
Andre So sembahyang di Kelenteng di Tulungagung. "Saya kaget sekali. Tahun ini hanya ada 9 atau 10 orang dari empat keluarga," katanya. Andre lulusan Taiwan. Dia yang ikut mengurus beasiswa sekolah di Tiongkok di yayasan yang saya pimpin.
"Omzet angpao anak-anak juga menurun," ujar Indri di Alam Sutra Jakarta. "Anak-anak yang saya tanya, tahun ini hanya dapat angpao separonya tahun lalu," katanya.
Dia menduga ekonomi tahun ini lebih lesu. "Saya lihat orang-orang yang pakai baju Imlek warna merah juga sangat berkurang," tambahnya.
Lebih 20 orang Tionghoa saya kirimi pertanyaan: mana yang lebih meriah, Imlek tahun ini atau tahun lalu. Hanya dua yang menjawab lebih meriah tahun ini.
- Oleng Lalu Terjatuh, Pemotor Tewas Terlindas Truk Gandeng di Semarang
- 2 Kapal Tongkang yang Kandas di Perairan Semarang Dijaga Ketat Polisi
- Berselimut Kabut, Bukit Gombel Semarang Terasa di Dieng
- Dua Guru
- Mengenal Tradisi dan Budaya Masyarakat Tionghoa dalam Perayaan Imlek
- Waka MPR Sebut Semangat Kebhinekaan Harus terus Dihidupkan