Imlek Fitri

Oleh: Dahlan Iskan

Imlek Fitri
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Ada juga yang menjawab begini: "Imlek tahun ini lebih serasa Lebaran. Di mana-mana ramai. Bukan hanya merayakan Imlek tetapi lebih karena liburan," ujar De-Reno, pendeta yang sekarang jadi produsen animasi Minilemon.

Imlek tahun ini memang bersamaan dengan libur panjang. Di mana-mana penuh orang liburan. Suasana Imlek seperti terkubur suasana liburan.

Saya sengaja tidak bertanya ke teman-teman di Kalbar. Pontianak pasti tetap ramai --meski tujuh kabupatennya juga dilanda banjir.

Hanya di Pontianak-lah di hari pertama sampai ketiga Imlek orang ramai kunjung-mengunjungi. Pun yang bersuku Melayu dan beragama Islam. Mereka berkunjung ke rumah teman mereka yang Tionghoa.

Tokoh-tokoh Tionghoa sampai pasang tenda di depan rumah: open house. Khusus di hari kunjung-mengunjungi ini rumah-rumah orang Tionghoa menyediakan suguhan halal. Itu pertanda banyaknya orang Islam berkunjung ke teman mereka yang Tionghoa.

Ketika mempersilakan tamunya makan, tuan rumah biasanya memberi penjelasan pendek: semua makanan yang disajikan itu halal. Bahkan tuan rumah sampai menambahkan penjelasan: "makanan ini kami beli dari katering Bu Haji A atau B".

Penjelasan tambahan itu mereka anggap perlu. Mereka tahu banyak tamu yang cukup keras dalam menyikapi halalnya makanan. Bukan hanya bahannya yang harus halal, tempat masaknya pun bukan yang pernah dipakai masak babi. Maka mereka menjelaskan bahwa masakan itu dibeli dari katering yang sudah dikenal halalnya.

Tuan rumah sendiri sudah makan masakan babi di malam Imlek bersama keluarga. Di hari Imleknya sendiri suguhan pada umumnya mirip dengan suguhan di saat hari raya Idulfitri. Maka hanya di Kalbar hari raya Imlek serasa Idulfitri.

Lebih 20 orang Tionghoa saya kirimi pertanyaan: mana yang lebih meriah, Imlek tahun ini atau tahun lalu. Hanya dua yang menjawab lebih meriah tahun ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News