Impor 500 Ribu Ton Beras, dari Mana? Diangkut Berapa Kapal?
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah telah membuka keran impor beras untuk stabilkan harga dan menambah stok.
Namun, impor beras tidak bisa selesai dalam waktu dekat. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan para pemenang tender butuh waktu mendapatkan beras 500 ribu ton dan mengangkutnya ke Indonesia.
Darmin menuturkan saat ini proses impor beras dimulai dari lelang terbuka yang diadakan oleh bulog. Pemenang tender yang diadakan oleh Bulog memang bisa dalam waktu dekat diketahui. Setidaknya butuh waktu dua atau tiga hari bisa selesai proses lelang tersebut.
”Kalau itu sudah selesai (lelang, red), tinggal proses mencari (beras) mereka di sana. Mereka kan tidak punya juga (stok beras), ada digudang 100 ribu ton misalnya. Enggak ada,” ujar Darmin usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (17/1).
Importer pemenang lelang itu perlu waktu berhari-hari untuk mengumpulkan beras hingga 500 ribu ton.
Biasanya stok sebanyak itu juga harus didapatkan tidak hanya dari satu tempat saja, tapi dari berbagai tempat berbeda. ”Habis itu kapal juga tidak ada nongkrong di situ,” ungkap dia.
Selain itu, menurut Darmin, kapasitas kapal untuk mengangkut beras itu juga terbatas. Dia menyebutkan kapal-kapal pengangkut itu punya kapasitas mulai 20 hingga 30 ribu ton tiap kapal.
”Berarti kalau 500 ribu ton itu 25 kapal. Jadi jangan kemudian kalian mengharapkan semingu sampai sini, enggak akan,” tegas mantan Gubernur Bank Indonesia itu.
Impor beras sebanyak 500 ribu ton akan diawali dengan proses lelang. Setelah diketahui pemenang tendernya, baru dicari beras dari mana.
- Soal Rencana Impor Beras 1 Juta Ton, DPR Minta Pemerintah Serap Gabah Petani Lokal Dahulu
- Pengamat Pertanian Sebut Impor Beras Langkah yang Tepat
- Kebijakan Impor Beras Dinilai Efektif Jaga Stabilitas Harga
- Pengamat Sebut Kepala Bapanas Tidak Mampu Tangani Urusan Beras Nasional
- Pengamat Sarankan Pemerintahan Prabowo-Gibran Ganti Kepala Bapanas
- SPI Desak Prabowo Pecat Kepala Bapanas: Beras Mahal, tetapi Petani Miskin