Impor Beras Bukan Solusi Krisis Pangan
Senin, 28 Februari 2011 – 19:52 WIB
JAKARTA - Pemerintah akan terus memperluas lahan pertanian lewat program 1 juta hektar sawah guna menggenjot produksi beras nasional. Pasalnya saat ini, kebutuhan negara tidak cukup hanya dengan swasembada beras, tetapi harus ada kelebihan.
“Selain Kalimantan, wilayah Merauke, Papua, juga dibuka sebagai lahan pertanian. Jadi cakupan wilayah pertanian terus diperbesar,” kata Menkokesra Agung Laksono, usai menutup Seminar Penduduk dan Ketahanan Pangan yang diselenggarakan oleh Koalisi Kependudukan di kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat di Jakarta, Senin (28/2).
Baca Juga:
Dikatakan Agung, Pemerintah sedang berkejar-kejaran dengan ancaman krisis pangan. Cadangan beras yang ada hanya 2 juta ton, jauh di bawah target pemerintah 5-10 juta ton pada posisi aman. “Saat ini kebutuhan negara tidak cukup dengan swasembada beras, tetapi harus ada kelebihan,” katanya.
Impor besar tidak lagi bisa menjadi solusi krisis pangan. Fungsi beras impor, kata Agung, hanya untuk menstabilkan harga beras di pasar bukan sumber pasokan utama. Krisis pangan menjadi ancaman serius karena hasil pertanian merosot. Salah satu sebabnya adalah, perubahan iklim akibat cuaca ektrim. Musim hujan berkepanjangan membuat hasil tanaman padi menurun.
JAKARTA - Pemerintah akan terus memperluas lahan pertanian lewat program 1 juta hektar sawah guna menggenjot produksi beras nasional. Pasalnya saat
BERITA TERKAIT
- Gandeng Pengusaha Lokal, Tangkas Motor Listrik Ekspansi ke Jawa Timur
- Majoo Expert Solusi Nyata untuk Para Pelaku Usaha di Indonesia
- BNI Culture Fest 2024: Transformasi Dalam Membangun Budaya Kerja & Kinerja
- Dampingi Prabowo Bertemu PM Trudeau, Menko Airlangga: Ini Mampu Tingkatkan Perdagangan
- Kemenko Perekonomian Meluncurkan Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital
- Dihadiri 25 Pakar & Praktisi Terkemuka, IKF 2024 Diikuti Lebih dari 1.600 Peserta