Impor Beras Distop asal Produksi Naik 5 Persen
Kamis, 06 Desember 2012 – 09:25 WIB
Peningkatan produksi padi di Indonesia mengalami akselerasi hanya pada 1980-an. Laju pertumbuhan produksi padi rata-rata meningkat dari 1,10 persen per tahun pada periode 1970-1979 menjadi 5,32 persen per tahun pada periode 1980-1989,’’ terang dia.
Namun, pada periode 1990-1999, terus mengalami penurunan rata-rata menjadi 1,29 persen per tahun dan 0,71 persen per tahun pada periode 2000-2011. Menurut dia, pemerintah menargetkan memiliki cadangan beras nasional 10 juta ton pada 2014 yang bersumber dari produksi dalam negeri. Target ini rasanya tidak akan tercapai kecuali melalui impor.’’Apakah kontrak kerja sama impor beras dengan negara produsen semacam Thailand, Vietnam, dan Kamboja merupakan alternatif pemenuhan target tersebut,’’ ungkapnya.
Hal itu patut diwaspadai karena jika demikian adanya maka target 10 juta ton itu tak lebih dari target dagang belaka. Dia mengemukakan, jika saat ini cadangan pangan hanya 2 juta ton, maka ada 8 juta ton yang harus dipenuhi. Jumlah sebanyak itu tidaklah sedikit baik dalam hal jumlah maupun keuntungan yang dihasilkan jika impor dilakukan.
Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh menyebutkan, pada tahap awal, Pemerintah Kamboja akan mendatangkan 100 ribu ton beras ke
Tanah Air pada Desember 2012 dan pada 2013 sebanyak 1 juta ton.
PENINGKATAN - produksi padi menjadi syarat mutlak agar kebutuhan beras di dalam negeri tercukupi sehingga tidak diperlukan lagi impor. Dari hitungan
BERITA TERKAIT
- Pegadaian Raih 8 Penghargaan di Ajang The Best Indonesian Contact Center 2024
- 3 Hari Digelar Pertamina SMEXPO Bandar Lampung Capai Transaksi Lebih dari Rp 270 Juta
- Luar Biasa! Bank Mandiri Raih Pengakuan sebagai Perbankan Global dari Newsweek USA
- Dorong Inklusi Keuangan, Bank DKI Gandeng Abang None Jakarta
- Bea Cukai Kediri Putus Jalur Distribusi Rokok Ilegal Kertosono-Nganjuk Lewat Penindakan
- BCI Asia Award 2024, Propan Kembali Jadi Partner