Impor Beras Era Jokowi Tembus Rp 15,7 Triliun
”Dalam konteks pajale (padi, jagung, dan kedelai), misalnya, tren peningkatan anggaran di tiga komoditas pangan itu tidak secara merata dan optimal mengakselerasi produksi dan produktivitas,” beber Enny, Senin (10/7).
Selain itu, menurut Enny, ketergantungan impor masih sangat tinggi.
Data pemberitahuan impor barang (PIB) di Ditjen Bea Cukai Kemenkeu menunjukkan bahwa impor beras pada 2016 sebesar 1,3 juta ton.
Lalu, Januari–Mei 2017 impor komoditas mencapai 94 ribu ton.
Selain itu, impor jagung disetop. Namun, impor gandum meningkat.
”Kementan menghentikan impor jagung secara mendadak. Akibatnya, 483.185 ton jagung impor sempat tertahan di pelabuhan serta berdampak pada peningkatan harga pakan ternak sekitar 20 persen,” urainya.
Di sisi lain, ekonom senior Indef Bustanul Arifin mengatakan, impor beras era pemerintahan Jokowi mencapai 2,74 juta ton dengan nilai Rp 15,7 triliun.
Impor dilakukan sebanyak 503 ribu ton pada akhir 2014, 861 ribu ton pada 2015, 1,2 juta ton pada 2016, lalu 94 ribu ton pada Januari–Mei 2017.
Pemerintah selalu mengklaim bahwa harga pangan lebih terkendali.
- Jokowi Bakal Ikut Ridwan Kamil Blusukan Jika Diajak
- Jokowi dan Prabowo Dukung Paslon Pilwakot Kupang Christian Widodo dan Serena
- INDEF Menyoroti Rencana Kenaikan PPN & Makan Bergizi Gratis, Mengkhawatirkan
- Jokowi Siap Turun Gunung demi Ahmad Luthfi-Taj Yasin, Tunggu Tangggal Mainnya
- Jadi Peserta TASPEN, Jokowi Terima Manfaat Pensiun dan THT
- Jokowi Terima Manfaat Pensiun dan Tabungan Hari Tua dari TASPEN