Impor Cetak Rekor Tertinggi
Kamis, 02 Juni 2011 – 04:24 WIB
Djamal mengatakan, impor terbanyak berasal dari China dengan total USD 7,47 miliar dan pangsa 18,03 persen. Disusul Jepang USD 5,75 miliar (13,89 persen), Thailand sebesar USD 3,49 miliar (3,49 persen). Sementara pangsa impor dari negara-negara Asean lainnya sebanyak 23,74 persen dan Uni Eropa 8,82 persen.
Sementara itu, BPS juga mencatat angka inflasi pada Mei 2011 sebesar 0,12 persen. Inflasi dipicu kenaikan harga sandang dan perumahan sepanjang Mei 2011. “Inflasi kumulatif Januari-Mei 2011 adalah 0,51 persen, sementara inflasi yoy di Mei mencapai 5,98 persen,” terang Djamal.
Dari 66 kota, sebanyak 51 kota mengalami inflasi dan sisanya 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 1,66 persen dan Kendari 1,08 persen. Sementara, inflasi terendah di Mataram, Kediri, dan Denpasar 0,02 persen. Adapun deflasi tertinggi terjadi di Tarakan yakni 1,14 persen karena harga cabai turun.
Djamal mengatakan, sepanjang Mei 2011 ini harga makanan masih menurun dan menyumbang deflasi sebesar 0,07 persen. Makanan jadi, minuman, dan rokok menyumbang inflasi 0,04 persen, perumahan, air, listrik, gas menyumbang inflasi 0,06 persen. Lalu sandang termasuk emas menyumbang inflasi 0,05 persen. (lum)
JAKARTA – Nilai impor Indonesia kembali mencetak rekor baru sepanjang sejarah. Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, total impor selama
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Fokus Berkelanjutan, LPKR Libatkan Lini Bisnis Kelola Sampah dan Limbah
- Akses Listrik Berkeadilan Dinilai jadi Kunci Ekosistem Kendaraan Listrik
- Pengusaha Kecil Pasti Girang, Kementerian UMKM Bakal Sebar Kartu Usaha
- Industri Properti Bergerak Dinamis, LPKR Memperluas Penawaran Produk Baru Harga Terjangkau
- Pemkot Tangsel jadi Daerah Paling Tertib Ukur versi Kemendag RI
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat